[Korea Fan Fiction] SHINee VS STARLIGHT (chapt. 4a) – SHINee & EXO

 shinee-vs-starlight

Credit Poster: http://sylvenclawimagination.wordpress.com/

*author pake 2 poster. utk awal-pertengahan pake posternya Fai 성 Minra*

.

   teaser >> chapt 1 >> chapt 2 >> chapt 3

.

Tittle :: SHINee VS STARLIGHT

Author :: Lee Hyona

Casts :: – SHINee member :  Lee Jinki, Kim Jonghyun, Kim Kibum, Choi Minho, Lee Taemin

–          STARLIGHT member : Park Sungra, Park Hyeona, Han Hajoon, Kim Yoonhee, Jung Minhye

–          Teacher assistant : Cho Soorin (Cathrine), Lee Youngji (Haera), Choi Yoonji (Minharu) , Lee Hyona *numpang eksis, tapi ga banyak2 kok.

–          All EXO member

Other Casts :: Cari sendiri..

Leght :: series (2134 words)

Genre :: fantasy, Friendship, Action, mysteri, family, bit romance n sangat sedikit comedy (?)

Rating :: G

Disclaimer :: Ini FF adalah 100% hasil pemikiranku. Bila ada kesamaan ide, itu wajar. Namanya juga manusia (?)

Summary :: sekolah penyihir? Apa itu nyata?

Warning :: EYD seenak jidat author, bahasa berantakan, OOC, thypo(s)

Kawasan Wajib Coment!!

Silent Readers Dilarang Masuk!!

NO BASHING, PLEASE!!

Cuap-cuap:

Annyeong~ saya balik lagi melanjutkan ff abal ini..

Saya mohon maaf yang sebesar2nya karena sudah lama menghilang

Karena, setiap mau update ff, wordpressnya selalu bermasalah..

Itu ga sekali dua kali, tapi berkali-kali..

Lama kelamaan, author juga males ngelanjutin ._.

Sebenernya author pingin berhenti dalam dunia per-ff-an ._.

Tapi berhubung saya masih ada tanggungan ke readersdeul, author mengurungkan niat tersebut..

Jadi…

Jeongmal mianheyo m(__ __)m

**************************

Previous Chapter:

.           “Luhan ge…” panggil Kris, Luhan menoleh. “Bagaimana jika aku memberi mereka shock terapi?”

.           “Terserah kau saja. Ngomong-ngomong, Suho mana?”

Chapter 4

.           “Hai, salam kenal, aku Xi Luhan, panggil saja Luhan –dengan sonsengnim tentunya. Aku hanya menyampaikan pesan dari Kris, cepat kalian ke bawah dan ikuti penyambutan.”

.           “Sepertinya ada yang masuk dan berkata sesuatu ke otakku,” celetuk Minhye dan ditanggapi anggukan oleh beberapa orang.

.           “Seperti yang kalian dengar, tadi Luhan sonsengnim. Ayo turun,” ajak Minharu.

.           Tanpa ada yang menyadari, Yoonhee mengambil kartu kosong yang tergeletak begitu saja. Instingnya mengatakan jika ia harus membawa kartu itu.

.           Hajoon menyempatkan diri mengintip kejadian kumpulan manusia di bawah lewat jendela. Matanya menangkap sosok namja yang familiar baginya. “K…Kibum oppa?”

***

.           “Kau!!” seru 3 yeoja (selain Hajoon dan Yoonhee) lantang seraya menunjuk 3 namja berbeda yang sudah mereka temui sebelumnya. Hajoon hanya menunduk. Sedangkan Yoonhee mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

.           Salah satu namja yang bermata segaris maju dengan wajah kebingungan. “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?”

.           “Lee Jinki! Kau kemarin menginjak bukuku dengan sepatumu yang penuh lumpur! Apa kau lupa?”

.           Jinki terlihat makin bingung. “Dari kemarin ak-”

.           “Neo, Kim Jonghyun! Kau sudah merusak mp3 player-ku sampai tak terbentuk! Apa kau lupa?!” Kini Hyeona yang tersulut emosi.

.           Jonghyun menatap Hyeona dengan tatapan heran. “Jangankan merusak mp3 player-mu, melihatmu saja tidak pernah.”

.           Minhye menatap Taemin garang. “Lee Taemin, kau mengabaikan ku ketika aku bertanya kemarin. Apa kau juga lupa?”

.           Taemin mengerjapkan matanya beberapa kali. “Apa kita pernah bertemu?”

.           “Jangan sok polos!” bentak Minhye penuh esmosi. Eh, emosi maksudnya.

.           Taemin membulatkan matanya. “Ya! Aku bukan sok polos! Aku berusaha sopan padamu! Dasar yeoja-yeoja aneh!”

.           “APA KAU BILANG?!” seru Minhye, Hyeona, dan Sungra berbarengan.

.           Sementara ke-6 orang itu berdebat, Yoonhee dan Minho sempat bertemu pandang. Keduanya saling kontak mata, sama-sama menyeringai meremehkan, lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.

.           Sedangkan Kibum dari tadi melihat Hajoon -yang terus menunduk- dengan penuh tanda tanya. “Maaf, apa aku mengenalmu? Kau mirip seseorang yang kukenal.”

.           Perlahan Hajoon mengangkat wajahnya. “Kibum oppa…”

.           Mata sipit Kibum melebar. “Ha…Hajoon? Han Hajoon? Kau Hajoon, kan?” tanyanya dan direspon anggukan kepala oleh Hajoon. “Kya~ chagi, bogoship-

.           BLZZT

.           Ucapan dan gerakan tangan Kibum yang ingin memeluk Hajoon terhenti. Begitu juga perdebatan yang semakin sengit ikut terhenti. Hal itu terjadi karena sebuah petir kecil menyambar di antara mata mereka. Bahkan petir itu bisa mengalahkan petir yang tercipta karena ada kontak mata antara Yoonhee dengan Minho.

.           Sontak ke-10 orang itu menoleh ke sumber petir berada. Haera terlihat puas mengerjai adik kelasnya. “Mian, mian. Kalian terlalu serius berdebat. Sampai-sampai guru-guru berekspresi seperti itu tidak ada yang menyadarinya.”

.           Ke-10 orang itu menoleh ke arah guru-guru berada dan nyali mereka pun langsung ciut. Meskipun namjadeul sampai di sini terlebih dahulu, mereka belum pernah bertemu langsung dengan guru-guru.

.           Di belakang Sehun, tercipta angina topan. Kai sedang menatap mereka dengan tatapan mengintimidasi. Tanah yang diinjak D.O mulai retak. Muncul phoniex api dari Chanyeol. Dari tangan Baekhyun yang terkepal, muncul cahaya yang menyilaukan mata. Kris, Tao, Lay, dan Luhan menatap mereka dengan tatapan tidak suka. Langit di belakang Chen muncul petir yang bersahut-sahutan. Tanah tempat Xiumin berpijak, lambat laun membeku.

.           “Tao…” panggil Kris.

.           “Ne, duizhang?” jawab Time Controller tanpa mengalihkan pandangan ke lawan bicaranya.

.           Kris melipat kedua tangan di depan dada. “Sepertinya ada yang melanggar peraturan di sini.”

.           “Maksudmu ini?” Tanya Kai yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Yoonhee. Ia mengambil headphone dan ponsel yeoja dingin ini dan melemparnya ke Kris.

.           Dengan sigap, Kris menangkapnya. “Peraturan nomer 1, dilarang ada unsur modern di sekolah.” Kris mengangkat tangan kanannya. “Peraturan nomer 15…” Ia menjentikkan jarinya.

.           GRAAAWRRR

.           Terdengar suara raungan nan memekakkan telinga berasal dari langit, lebih tepatnya puncak menara. “…bagi yang melanggar, sanksi yang diterima adalah…” Tiba-tiba seekor naga mendarat di tanah di belakang Kris. “…menjadi makanan Dragon.”

.           gleek

.           Semua siswa baru menelan saliva dengan susah payah. Yeojadeul menatap Yoonhee simpatik. Seakan-akan menyampaikan ‘Semoga kau tenang di alam sana’ #PLAAK

.           Yoonhee tetap menatap Kris datar dan dingin. Namun dalam hati, ia terus bersugesti ‘Mereka hanya menggeretak, aku akan tetap hidup. Ini hanya gertakan. Bayangkan ini seperti ospek dulu.’ Dan begitu seterusnya.

.           “Luhan ge…” Luhan hanya bergumam menanggapi panggilan Kris. “…kau tahu apa yang harus kau lakukan.”

.           Luhan tersenyum kecil. Ia mengarahkan tangan kenannya ke Yoonhee dan membuat gerakan seolah-olah menarik yeoja itu. Benar saja, tiba-tiba tubuh Yoonhee melayang dan terseret ke arah Kris.

.           “Bagian mana ya yang paling disukai Dragon? Ah, aku tahu. Bagian yang berdetak dan penuh darah segar… jantung.” Perkataan Kris ditanggapi kepakan sayap Dragon seolah-olah setuju dengan tuannya. Sedangkan ke 10 newbie EXO witch school melemas melihat adegan psyco dari kepala sekolah mereka. Bahkan Yoonhee mulai menunjukkan perubahan ekspresi.

.           “Hmmpft…” tiba-tiba suara tertawa yang tertahan mengusik telinga. Dan suara itu berasal dari Chanyeol.

.           Baekhyun terlihat mendekat dan berbisik, “Diam, atau kau bisa merusaknya.”

.           “BWAHAHAHA!” Kini terdengar tawa yang menggelegar dari Chen.

.           D.O ikut tertawa, “N.G! N.G!”

.           Ke-11 guru pun tertawa. Karena Luhan tertawa, kendali atas Yoonhee lepas dan yeoja itu kembali menginjakkan kaki di tanah.

.           “Gagal! Gagal! Hahahah,” tambah Lay lalu melanjutkan tawanya.

.           “Aigoo, aku tidak bisa berhenti tertawa!” ujar Sehun seraya memukuli pohon di sampingnya.

.           Xiumin tertawa dengan posisi tangan memegangi perutnya, “Omo… omo… perutku sakit. Hahaha.”

.           Luhan masih tertawa terpingkal-pingkal, “Aigoo, Dragon bisa diajak kerja sama masalah seperti ini… ahaha.”

.           “Duizhang, aku kira kau berubah tujuan dan memberikan yeoja itu ke Dragon,” komentar Tao.

.           Kris masih tertawa tapi mulai mereda. “Tidak mungkin aku setega itu.”

.           “Ah, lagi-lagi mereka bersikap seperti anak kecil,” respon Haera.

.           Minho yang di sebelah Haera menyerengit. “Maksud sunbae?”

.           “Mereka suka bercanda. Padahal mereka bisa dikategorikan dewasa.” Kali ini Hyona yang merespon.

.           “Dragon, kau boleh kembali.” Dragon mengangguk paham dan terbang menuju puncak menara. “Baik, sebelumnya… menyenangkan sekali bisa mengerjai kalian, ouch!” Kris meringis kesakitan karena Tao menyikut lengannya cukup keras. “Ehm, maksudku, senang sekali melihat kalian di sini. Silahkan kalian berkumpul sesuai senior pendamping kalian.” Yeojadeul dan namjadeul dengan senang hati menjauhkan diri, kecuali Kibum dan Hajoon yang dengan berat hati berjalan terpisah.

.           “Sebenarnya, ada satu guru lagi yang tidak datang. Beliau selaku wakil kepala sekolah. Tapi, tidak apa-apa, kita mulai saja. Selamat datang di EXO Witch School, di dimensi parallel EXOplanet. Saya, Kris sebagai kepala sekolah generasi ke-2 di sini…” Kris mulai bicara panjang lebar mengenai sekolah ini. Mulai dari sejarah terbentuknya sekolah, sampai keadaan saat ini.

.           Dari penjelasan Kris, dapat disimpulkan bahwa walau namanya ‘witch school’, EXO Witch School bukanlah sekolah penyihir yang identik dengan membuat ramuan, sapu terbang, topi penyihir, dan lainnya. Melainkan lebih mengarah ke pengendalian elemen. Siswa-siswa tidak hanya memiliki elemen yang sama seperti guru-guru atau senior-seniornya. Bisa saja siswa tersebut memiliki elemen baru. Dan kenapa Kris menyebutkan gelarnya dengan embel-embel ‘generasi ke-2’? karena dia dan seluruh dewan guru merupakan jajaran staff ke-2 di sejarah EXO Witch School. Kemana generasi ke-1? Kris bilang staff generasi ke-1 terbunuh seluruhnya. Kematiannya juga misterius.

.           Para newbie terlihat tegang mendengar kata-kata ‘kematian misterius’. Tapi sepertinya, ada 2 orang yang tidak fokus pada penjelasan Kris. Kibum dan Hajoon. Keduanya sibuk curi-curi pandang. Ketika pandangan mereka tidak sengaja bertemu, mereka akan berpaling dan tersenyum dengan wajah malu-malu. Mereka tidak menyadari ada sepasang mata marah yang tengah mengintai mereka.

***

.           Hari ini pelajaran belum dimulai. Jadi semua penghuni EXO Witch School bebas. Sekarang, mereka sedang di kantin sekolah untuk menikmati sarapan di hari pertama. Sayangnya, mereka tidak membaur di satu meja. Melainkan terpecah menjadi tiga. Newbie namja + Haera dan Hyona. Lalu guru-guru. Terakhir, newbie yeoja + Cathrine dan Minharu. Mari kita amati satu per satu kelompok-kelompok meja di sana.

First table

.           Ke-3 namja di sana melahap sarapan mereka dengan kesal dan emosi yang meluap-luap. Sesekali mereka menggeturu dengan mulut yang penuh makanan sehingga, ehm, makanan yang di mulut mereka berhamburan *abaikan kalimat terakhir.

.           TAK

.           Jonghyun membanting sendok yang di pakainya. “Sunbae, kenapa yeojadeul di sana tadi marah-marah dan menuduh kami seenaknya, sih? Aneh sekali.”

.           Taemin mengangguk antusias. “Aku setuju dengan Jonghyun hyung. Masa’ aku dibilang sok polos? Kan aku memang masih polos.”

.           Jinki menggeleng-gelengkan kepalanya heran. “Yang paling tidak ku mengerti,  mereka bilang kejadiannya kemarin. Padahal kemarin kami di tempat ini dari pagi sampai sekarang.”

.           Ekspresi tiga namja ini benar-benar berbeda dengan dua teman mereka. Kibum terlihat berbunga-bunga dan sering senyum-senyum sendiri. Sedangkan Minho terlihat diam, dingin, dan tidak peduli dengan sekitarnya.

.           Haera dan Hyona bertatapan lalu keduanya tersenyum canggung. “Sepertinya… mereka salah paham.” Spontan ke-5 namja terdiam dan menatap Hyona heran.

.           “Err…” Haera mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di meja. “mungkin, yang mereka lihat duplikat kalian. Seperti yang aku informasikan kemarin. Semenjak kalian di sini, di tempat kalian akan tercipta duplikat diri kalian.”

.           Minho melipat kedua tangannya di atas meja. “Tapi… jika duplikat kami benar-benar tidak memiliki perasaan, kenapa yeojachingu-nya Kibum hyung tidak berekspresi seperti chingudeul-nya?”

.           Haera menyanggah kepala dengan telapak tangannya. “Benar juga. Bagaimana itu bisa terjadi?”

.           “Ada dua kemungkinan.” Hyona mengacungkan telunjuknya. “Satu, duplikat Kibum oppa tidak bertatap muka. Dua, duplikat Kibum oppa… tidak terbentuk.”

***

Second table

.           Pemandangan di meja guru 180 derajat berbanding terbalik dengan meja sebelumnya. Di sini guru-guru terlihat yang paling ceria dan childish dari pada murid-murid mereka. Misalnya saja…

.           “Loh? Ayam gorengku mana?” tanya D.O.

.           “Hot dog-ku kenapa tinggal rotinya saja?” Kini Kai yang kebingungan.

.           “Bacon-ku?” tambah Baekhyun.

.           Ketiga orang tadi langsung menoleh ke Tao. “HUANG ZI TAO!” seru mereka bertiga. Sedangkan Tao hanya cengar-cengir dengan mulut penuh makanan. Ada kejadian lagi…

.           Luhan yang sudah menghabiskan sarapan terlebih dahulu bingung harus melakukan apa. Akhirnya, sang pemilik elemen telekinetic memperhatikan Sehun dan Xiumin yang terlalu serius dengan sarapan mereka. Luhan melihat kecap asin di depan Sehun dan bubuk cabai super pedas di depan Xiumin. Ide jahil terbesit di benaknya. Tanpa diketahui siapapun, ia menukar kecap asin dan bubuk cabai itu. Ia berusaha sekuat tenaga menahan tawa lolos dari bibirnya di saat Sehun mencelupkan sushinya ke bubuk cabai (yang dikira kecap asin) dan Xiumin yang menuangkan kecap asin ke ramennya. The oldest and the youngest of EXO Witch School’s teacher pun berekspresi aneh ketika mengunyah makanannya masing-masing. Beberapa detik kemudian…

.           “YACK! PEDAS/ASIN!!!” teriak mereka bersamaan. Keduanya berusaha meraih gelas berisi minum jatah mereka. Luhan kembali beraksi. Ia menarik gelas keduanya menjauh.

.           “Luhan/Hyung!! Mana minumanku?!!” protes mereka. Sedangkan Luhan hanya siul-siul seakan tidak mendengar apapun.

.           “Ok. Luhan hyung yang minta.” Dan wuzzh, angin cukup kencang bertiup dari Sehun ke Luhan (Luhan dan Sehun duduk berhadapan).

.           “Yack! Rambutku jadi berantakan! Sehun pabbo!” protes Luhan.

.           “YA! Dalangnya itu Luhan ge! Kenapa aku juga kena?!!” tambah Kris yang juga terkena efek angin Sehun.

.           Karena dasarnya Sehun keras kepala, Sehun hanya menjulurkan lidah ke Luhan-Kris. Sedangkan Xiumin? Ia berusaha menahan emosi dengan menggenggam sumpitnya erat-erat. Kraak kraak, tanpa Xiumin sadari, ia menggunakan elemen Frost-nya.

.           “Xiumin hyung! Kenapa hyung membekukan tanganku?!! Aku tidak bisa makan kalau tanganku beku, hyung!” protes Chen yang manjadi korban alam bawah sadarnya Xiumin.

.           Xiumin yang terkejut gelagapan menyadarinya. “Mi… mian Chen. Aku tidak sengaja.”

.           Chanyeol yang merasa elemen Flame-nya dibutuhkan, mendekati Chen. “Sini hyung, biar kubantu.” Ia memunculkan api dari tangan kanannya dan mengarahkannya ke tangan Chen.

.           “Panas! Chanyeol pabbo!! Yang beku tangan kanan! Bukan yang kiri, pabbo!”

.           “Oops, sorry hyung. Sengaja,” timpal Chanyeol lalu mencairkan tangan kanan Chen.

.           “Aigoo, kau bercandanya keterlaluan, Chanyeol,” tegur Lay. Sang Healer beralih menyembuhkan luka bakar ringan di tangan kiri Chen.  “Suho mana, sih? Dari tadi menghilang. Apa dia invisible ya?”

***

Third table

.           “Jadi, si Kibum itu namjachingu-mu, Hajoon unnie?” tanya Sungra tak percaya.

.           Hyeona menatap Sungra dengan tatapan horror. “Dia sudah mengulangi lima kali, Sungra-ya.”

.           “Instingku mengatakan, kalian bertiga tidak mengizinkan Hajoon-ah dekat-dekat dengan namja bernama Kibum itu,” celetuk Yoonhee.

.           Minhye dengan mulut penuh pasta mengangguk seraya menepuk-nepuk pundak Yoonhee. “Unnie-ku yang satu ini pintar. Maaf, mungkin ini terdengar egois. Tapi, tolong. Tolong sekali. Selama di sini, jangan dekati dia. Kau tahu sendiri teman-temannya menyebalkan.”

.           Yoonhee tersenyum meremehkan. “Apalagi Choi Minho. Sombong sekali sikapnya.”

.           “Ta–” Baru saja Hajoon membuka mulut untuk pembelaan, 4 yeoja yang memojokkannya langsung tutp telinga. Hajoon hanya bisa merutuk dalam hati.

.           “Aigoo~ guru-guru kita kenapa childish begitu?” tanya Sungra setelah menyadari kegaduhan di kantin disebabkan oleh ke-12 gurunya.

.           Minharu menyesap tehnya. “Begitulah mereka.”

.           “Any way, Hajoon-ssi…” Merasa dipanggil, Hajoon menoleh ke Cathrine. “Sudah berapa lama kau long distance relationship dengan Kibum?”

.           Hajoon ternsenyum simpul. “Tiga tahun.”

.           ‘Tidak salah lagi,’ batin Cathrine. Ia terdiam dengan ekspresi datar dan aura yang mencekam. Beberapa detik kemudian, ia berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kantin.

-TBC-

Annyeong~ Lee Hyona balik lagi dengan S vs S

Part 4 dibagi a sama b

Mian ya.. pasti kelamaan .__.

Masih ada readersnya ga nih?

Yang udah baca, komen, ne?

Akhir kata…

JANGAN COPAS KARYA SAYA MESKIPUN MENYERTAKAN FULL CREDIT

KARENA ITU SAMA SAJA ANDA MENCURI READERS DARI SAYA

-Lee Hyona-

P.S : FF hanya akan dilanjut jika ada yang memberikan komentar

1 responses to “[Korea Fan Fiction] SHINee VS STARLIGHT (chapt. 4a) – SHINee & EXO

  1. Ping-balik: [Korea Fan Fiction] SHINee VS STARLIGHT (chapt. 4b) – SHINee & EXO | Asian Fan Fiction Story·

Tinggalkan komentar