[FREELANCE] SARANGHAE BABOYA!!! Part 3

Title               : SARANGHAE BABOYA!!! Part 3
Author          : Risca Nur Iswati
Facebook     : Risca Nur Iswati
Twitter         : @rischanana
Genre             : Romance, Comedy, Chapter
Cast                :
1. Elison Kim (Eli U-Kiss)
2. Lee Dae Ri
3. Other Cast

Annyeong annyeong annyeong! Akuthor balik
dengan part ke 3, kayaknya ini bukan part yg terakhir deh hehe kemungkinan
masih ada 1 atau 2 part lagi ya. Jangan bosan bosan kalian membaca ff author ya
yg penting itu bayangin dan fahamin haha. Aduh author mulai gila, udah yuk
langsung aja kita cekidot yuk mariii!!!

Author POV

Pagi pun tiba Eli dan
DaeRi masih tertidur lelap. DaeRi tidur diatas tangan kiri Eli. Mungkin mereka
tidak sadar dengan kondisi tidur mereka seperti yg seperti.
“DaeRi! Eli! Bangun nak
ayo cepat kalian mandi dan siap siap ini sudah jam setengah 6 sayang ayo
bangun!” panggil Ibu DaeRi dari luar kamar.
“Hmm iya eomma aku
bangun” jawab DaeRi sedikit sadar dari tidurnya.
“Yak!!” teriak DaeRi
saat mengetahui posisi tidur mereka berdua. Eli pun langsung terbangun dari
tidurnya.
“Omo?! Mian mian aku
tidak tahu DaeRi kenapa seperti ini” ucap Eli.
“Kalian kenapa?” tanya
ibu DaeRi agak cemas.
“Anni eomma, uri gwechana” jawab DaeRi.
“Jeongmal? Yasudah ayo siap siap?” ibu DaeRi
menyuruh Eli dan DaeRi untuk siap siap.
“Aku atau kau duluan yg mandi?” tanya DaeRi.
“Kau saja duluan, aku sehabismu” jawab Eli.
“Ne, aku akan cepat” lalu DaeRi pergi untuk
bersiap mandi.
Setelah 20 menit DaeRi selesai dan Eli
segera  mandi. Setelah semuanya selesai
bersiap siap akhirnya DaeRi, Eli, ayah DaeRi, dan Ibu DaeRi menuju airport
dengan menggunakan taksi. Pukul 7 kurang beberapa menit mereka semua sampai dan
langsung masuk ke boarding poast untuk keberangkatan ke pulau jeju. Selama di
dalam pesawat mereka istirahat walau hanya sebentar. Sesampainya di pulau jeju
mereka semua langsung menuju hotel unutk menaruh barang barang bawaanya. Di
hotel ayah DaeRi memesan 3 kamar. Setelah menaruh barang barang mereka menyewa
mobilo untuk berkeliling pulau jeju, pemandangannya sangatlah indah dan
menakjubkan apalagi tebing tebing dan laut di sekitar pulau jeju.
“Wah sangat indah! Menakjubkan!” teriak DaeRi
didalam mobil.
“Jangan teriak DaeRi kasian Eli, mungkin
kupingnya hampir pecah karna teriakkanmu itu” ledek ayah DaeRi.
“Yak! Appa! Aku selalu saja disalahkan!
Baiklah aku akan diam!” ucapnya lalu melipat tangannya dan diam.
“Anak kecil!” ledek Eli yg duduk dibelakang
bersama DaeRi.
“Siapa?” tanya DaeRi.
“Kau, siapa lagi yg suka ngambek dan marah
marah terus kalau bukan kau” jawab Eli sedikit terkekeh.
“Ah kalian sengaja ingin mengerjaiku huh?!”
ucap DaeRi agak kesal lalu diam.
Setelah beberapa menit mereka akhirnya ayah
DaeRi memberhentikan mobilnya di sebuah tempay pariwisata. Setelah turun DaeRi
dan Eli memisahkan diri mereka dari ayah dan ibu DaeRi. Ternyata DaeRi bertemu
dengan teman saat SMPnya dulu.
“Aissh jinjja! Kenapa mesti bertemu dengannya
sih?!” umpat DaeRi di samping Eli.
“Waeyo? Ada yg salah?” tanya Eli.
“Iya, kau lihat wanita yg berbaju merah itu?
Disana! Dia itu teman SMPku dulu, tapi aku sering bertengkar karna dia selalu
sirik dan mencari masalah denganku. Aigoo kenapa mesti bertemu dengannya
disini! Ayo cepat kita pergi!” ajak DaeRi lalu menghindar dari perempuan itu.
“Ah Lee Dae Ri! Kau Lee Dae Ri kan teman
SMPku yg sangat jelek waktu itu? Iya tidak salah lagi ini kau” ucap perempuan
itu sambil tertawa.
“Shin Jung-ah! Kau disini juga? Wah kebetulan
sekali kalau begitu” jawab DaeRi agak malas, sambil tangannya terus memegang
erat tangan Eli.
“Ne haha wah wah siapa namja ini? Kenapa dia
mau denganmu yah? Dia kan tampan sedangkan kau?! Omo sangat tidak cocok” ucap
Shin Jung.
“Ah dia teman sekelasku, kami memang sangat
dekat iya kan Eli?” Jawab Eli lalu memeluk pinggang Eli.
“Ne DaeRi-sshi” jawab Eli sambil tersenyum
dan membalas pelukan DaeRi. Memang kondisinya sedikit canggung tapi mereka
seperti seorang sepasang kekasih.
“Tapi kan kalian bukan sepasang kekasih jadi
aku masih bisa merebutnya darimu” kata Shin Jung lalu melepaskan pelukan mereka
berdua. “Oh Annyeonghaseyo naneun Park Shin Jung imnida, bangapta oppa”
lanjutnya pada Eli.
“Annyeonghaseyo Elison Kim imnida” jawab Eli
membungkukkan badannya sedikit.
“Ayo kita pergi aku ingin berkeliling” ajak
Shin Jung lalu menggandeng Eli dan meninggalkan DaeRi dibelakang.
“AH JINJJA! Dasar perempuan iblis! Ya Tuhan
mengapa aku harus bertemu mahkluk seperti dia! Yeoja gila!” berbagai umpatan
sudah dikeluarkan oleh DaeRi lalu ia menyusul Eli dan Shin Jung g berada di
ddepannya.

DaeRi POV

Aigoo rasanya leherku mau copot sakarang
juga, ini semua karna aku bertemu Shin Jung musuhku saat di SMP dulu. Sudah
mencela sekarang dia merebut Eli dariku. Anni anni aku salah ucap! Bukan
merebebut dariku tapi, aah sudahlah! Yg jelas aku benci dengan perempuan satu
itu.
“DaeRi kau kenapa? Lelah? Sini!” ucap Eli
lalu behenti dan menungguku.
“Dia tidak apa apa Eli, ayo kita jalan lagi”
lalu Shin Jung menarik Eli untuk berjalan lagi.
“Tunggu DaeRi sebentar. DaeRi kau masih
kuat?” tanya Eli padaku.
“Ne, gwechanayo” jawabku lalu tersenyum.
“Sini pegang tanganku” ucap Eli dan langsung
menggenggam tanganku.
“Ah biar aku saja yg membantunya” kata Shin
Jung lalu memegang tanganku dan menariknya.
“Yak! Appo Shin Jung-ah!” keluhku karna dia
sangat kencang menarik pergelangan tanganku.
“Sudah kita beli makanan saja disana!” ajak
Shin Jung pada kami berdua. Akhirnya kami membeli beberapa makanan ringan.
Kurasa Shin Jung menyukai Eli, tapi kenapa Eli diam saja diperlakukan mesra
seperti itu apa dia juga menyukai Shin Jung? Ah mengapa tiba tiba dadaku terasa
sesak melihatnya? Apa aku? Anni anni! Tapi aku tidak suka melihat pemandangan
itu! Sial sial! Ini hari sial dalam hidupku. Harusnya aku bersenang senang
dengan Eli tapi dia malah bersama Shin Jung. Aku cemburu melihatnya! Ya ku akui
memang aku cemburu sejak tadi. Aku hanya bisa mengikuti mereka dan
mengerucutkan bibirku. Benar benar membosankan. Sekarang sudah hampir malam
tapi wanita itu tidak pergi juga! Sabarlah DaeRi menghadapinya, mungkin
sebentar lagi dia akan pergi. Setelah jam menunjukkan pukul 7 dia baru pulang.
“Ah aku harus ke hotel sekarang appaku sudah
tiba, kau jangan  macam macam dengan
Eliku ya!” ancam Shin Jung padaku.
“Ne” jawabku malas lalu kembali menunduk.
“Eli annyeong sampai bertemu besok” lalu Shin
Jung pergi meninggalkan Eli dan aku.
“Bagus! Pergi saja kau perempuan gila! Aku
sangat benci padamu! Untung saja aku tidak menghabisimu!” omelku saat dia sudah
pergi.
“Wae? Kau lelah?” tanya Eli.
“Ne, sangat amat lelah” jawabku ketus.
“Yak, kau kenapa jadi sensitif seperti ini?”
tanya Eli heran.
“Anni! Bukan urusannmu!” lalu aku pergi
meninggalkan Eli.
Ada segerombolan anak anak berumur sekitar 10
tahun berlarian, lalu mereka menubrukku.
“Yak! Appo!” aku terjatuh ke tanah dengan
lututku sebagai tumpuan. Aku mau menangis tapi tidak mungkin, mau marah juga
lebih tidak mungkin sehingga aku hanya bisa menahan dan berusaha bangkit
sendiri.
“Gwechana? Perlu bantuan?” tawar Eli.
“Tidak usah aku bisa sendiri” jawabku mencoba
berdiri tapi tidak bisa. Rasanya lututku seperti mati rasa, kaki kananku tidak
bisa digerakkan.
“Jangan seperti itu, ayo naik!” suruh Eli yg
sudah berjongkok didepanku dan bersiap menggendongku.
“Tidak apa apa aku bilang” ucapku.
“Kau ini memang keras kepala ya! Ayo cepat!”
suruh Eli kali ini lebih memaksa dari sebelumnya.
“Baiklah” jawabku lalu naik ke punggungnya.
“Maaf merepotkanmu”  lanjutku.
“Sudah tugasku menjagamu. Sekarang kita mau
kemana?” tanya Eli.
“Pulang saja” jawabku lalu menyenderkan
kepalaku di dekat bahu belakangnya. *bisa bayangin ga raders?*
“Bailah nyonya aku akan mengantarkanmu
pulang” ucapnya alalu sedikit tersenyum.
“Oh iya tadi kau kelihatan akrab dengan Shin
Jung? Kau menyukainya?” tanyaku pada Eli. Tunggu pertanyaan apa barusan? Ah
DaeRi babo! Kau sering sekali seperti ini. “Hmm bukan bukan itu maksudku”
lanjutku.
“Kenapa memangnya kalau aku menyukainya?”
jawab Eli santai.
“Omo?! Apa kau bilang? Aigoo rasanya kepala
dan jantungku ingin copot saat mendengarnya. Wanita seperti dia? Huh Elison Kim
kurasa kau terkena virus oleh wanita itu” ucapku seperti berdesis.
“Apa? Kau kenapa? Kau bicara apa?” tanyanya
padaku.
“Tidak lupakan saja” jawabku.
“Kenapa? Apa kau cemburu melihatku dengannya
tadi?” Eli kembali bertanya padaku. Ah pertanyaannya sangat membunuhku.
“Cemburu? Tidak mungkin Eli, itu hakmu untuk
bersama siapa saja. Aku bukan siapa siapamu, jadi buat apa aku melarangmu untuk
dekat dengan Shin Jung dan wanita manapun” jawabaku sedikit bergetar.
“Jeongmal? Kau tidak marah aku dekat dengan
wanita manapun?” tanyanya lagi. Ah sepertinya namja ini benar benar ingin
membunuhku!
“Kan sudah kubilang aku bukan siapa siapamu
jadi aku tidak berhak melarangmu Eli” jawabanku masih sama dengan jawabanku yg
tadi.
“Siapa bilang? Kau ada hak untuk melarangku”
ucapnya, aku sedikit tercengang mendengar ucapannya itu.
“Huh? Maksudnya? Aku tidak mengerti apa yg
kau ucapkan barusan” kataku dalam kondisi dia masih menggendongku.
“Iya kau ada hak untuk melarangku, karna
aku.. suka padamu” ucapnya sambil terus berjalan.
“Nde? Kau?” apa aku tidak salah dengar? Dia
suka padaku? Tapikan selama ini.
“Kenapa kau diam? Maaf membuatmu jadi
bingung. Ya aku memang menyukaimu DaeRi sejak aku pindah waktu itu, aku sangat
senang saat kau meminta bantuanku. Aku tidak pintar untuk menunjukkan
perasaanku pada wanita. Dan aku senang saat melihat ekspresimu tadi hehe kau
hanya bisa berjalan pasrah sambil mengerucutkan bibirmu itu” jelas Eli panjang
lebar padaku lalu ia menurunkanku pada bangku persis dibawah pohon. “Bagaimana
denganmu? Maaf kalau aku membuatmu marah” lanjutnya.
“Tidak, aku sama sekali tidak marah. Aku
senang kau bilang begitu padaku, sebenarnya tadi aku juga cemburu melihatmu
dengan Shin Jung bermesraan kufikir kau menyukainya. Oh iya Eli aku juga
menyukaimu” jawabku sedikit malu lalu mencium pipi kirinya sekilas. “Mian, aku
juga suka padamu sejak aku tahu sifatmu tidak seperti yg kubayangkan. Setelah
mengenalmu aku merasa nyaman berada di dekatmu” lanjutku lalu memandang kearah
langit.
“Gomawo DaeRi-sshi, saranghae” ucapnya lalu
menatap wajahku.
“Ne Eli, nado saranghanda” jawabku membalas
tatapannya dan CUP Eli menciumku. Ciuman pertamaku telah oleh Eli, aku menutup
mataku. Kurasakan hatinya yg tulus menyayangiku dalam ciuman yg sangat lembut
itu. Lalu Eli melepas ciumannya, kemudian dia tersenyum sangat manis padaku.
“Berarti sekarang kita sudah menjadi seorang
pasangan kekasih?” tanyanya lalu menggenggam kedua tanganku, aku hanya bisa
mengangguk dan tersenyum. Ah kukira ini akan menjadi hari yg sial tapi ternyata
ini adalah hari bahagia untukku. Kyaa! Senangnya. Aku pun kembali digendong Eli
dan pulang menuju hotel.
“Elison Kim lain kali kau jangan mencoba
mencuri curi kesempatan yah! Untung saja tidak ada yg melihat kita tadi”
jelasku padanya.
“Baiklah, berarti kalau tidak ada orang sama
sekali aku boleh menciummu ya” ledeknya padaku sambil terkekeh geli.
“Dasar napeun namja! Awas kau yah kalo
berani, aku akan memberimu pelajaran” ancamku.
“Ne, aku hanya bercanda kok” jawab Eli lalu
tersenyum.
Akhirnya kami pun sampai di hotel dan Eli
mengantarku ke kamar. Sesampainya dikamar ia menurunkanku di atas kasur, lalu
eli beranjak pergi dari kamarku.
“Eli?” panggilku.
“Ne, wae chagi?” tanyanya.
“Chagi? Sejak kapan kau memanggilku chagi?” tanyaku
kembali.
“Sejak barusan hehe kenapa? Kau tidak suka
aku memanggilmu chagi?” tia sedikit tersenyum.
“Anni, aku suka kau panggil chagi. Kau kan
sekarang namja chinguku” jawabku pada Eli.
“Keurae, oh iya tadi kenapa kau memanggilku?
Waeyo?” tanya Eli.
“Hmm tidak, aku hanya mau mengucapkan
terimakasih untuk hari ini. Gomawoyo Eli-ah” kataku.
“Ne chagi, aku juga sangat bahagia hari ini.
Gamsahaeyo” lalu Eli tersenyum manis sekali. “Sudah ya kau tidur sekarang,
istirahatlah dengan cukup. Aku juga akan istirahat, jaljayo chagiya!” lanjut
Eli lalu ia mencium keningku, aku menutup mataku.
“Ne, kau juga istirahat. Jangan lupa kunci
pintu kamarmu nanti Shin Jung akan masuk kedalam kamarmu” ledekku sedikit
terkekeh.
“Jangan meledekku seperti itu, sudah aku
keluar duluan ya” lalu Eli menutup pintu kamarku dan aku segera untuk tidur.

Eli POV

Aku keluar dari kamarnya, hari ini adalah
hari terbahagia untukku karna sekarang aku sudah menjadi namja chingu DaeRi.
Awalnya aku tidak yakin dia akan menerimaku, tapi ternyata dia juga punya
perasaan yg sama denganku. Setelah kembali kekamarku, aku segera bersih bersih
lalu aku pun tidur.
Pagi pun tiba aku segera bangun dari tidurku,
tapi sebelum aku bangun ternyata ada yg membangunkanku.
“Chagi bangunlah, ayo cepat mandi lalu
sarapan bersama. Appa dan eomma sudah menunggu dibawah” ucap seorang wanita yg
tak lain adalah yeoja chinguku DaeRi.
“Hmm ne, DaeRi-sshi? Kenapa kau bisa masuk?”
tanyaku padanya sambil mengucek ngucek mataku.
“Aku meminta kunci kamarmu ke bawah hehe mian
Eli. Ayo sekarang kau mandi dulu” DaeRi menarik narik badanku yg masih menempel
dikasur. “Ah chagi kau berat sekali, ayolah cepat appa dan eomma sudah menunggu
kita” lanjutnya.
“Memang aku berat” ledekku lalu menarik
tubuhnya sehingga posisi tubuhnya kini berada diatas tubuhku. Kupeluk erat
tubuhnya, dadaku seperti ingin meledak menahan rasa bahagia ini.
“Elison Kim! Aku tidak bisa bernafas” keluh
DaeRi padaku.
“Sebentar, aku sedang mengumpulkan nyawaku
dulu” jawabku dan semaki erat memeluknya. Sungguh pagi yg menyenangkan karna
ada DaeRi didekapanku.

-TBC-
Part 3 selesai haha gantung ya endingnya? Emang
sengaja author mau bikin kalian penasaran haha. *author dilempar shindong* ini
genre 17 tapi lama lama juga jadi genre 21. Sabar ya raders, part 4 nanti pasti
ada yg lebih romantis hehe jangan lupa tinggalin jejak kalian oke, ini
sangat  dibutuhkan oleh author sebagai
kritik dan saran yah, annyeong raders *bow sampe tanah*

3 responses to “[FREELANCE] SARANGHAE BABOYA!!! Part 3

  1. udah baca dari part 1-3, ceritanya bagus loch. I like it.
    Eli kirain akan lama jd namja yang dingin n ternyata dy suka sama daeri juga.
    Appanya Daeri masa ngebarin daerin tidur sekamar dgn Eli, jgn2 appanya Daeri dan appanya Eli sudah merencanakan untuk menjodohkan mereka berdua sejak lama… next partnya ditunggu ya.

Tinggalkan komentar