[FREELANCE] SARANGHAE BABOYA!!! Part 2

Title : SARANGHAE BABOYA!!! Part 2

Author : Risca Nur Iswati

Facebook : Risca Nur Iswati

Twitter : @rischanana

Genre : Romance, Comedy, Chapter

Cast :

1. Elison Kim (Eli U-Kiss)

2. Lee Dae Ri

3. Other Cast

Annyeonghaseyo Jauthor balik lagi dengan part 2 haha

*evilLaugh* oh iya masih bersambung dengan yg kemarin, belum melenceng jauh

masih ga beda jauh. Udah ya kita lanjut oke nanti kalo ada masukan tolong yg

banyak ya haha

Eli

POV

“Yak DaeRi! Kau tidak memberi salam atau sekedar pelukan

pada appamu ini? Oh kau Elison Km datang lagi?” ayah DaeRi berbicara dari ruang

tamu. Akhirnya kami berdua sampai kamar DaeRi.

“Ayo kita belajar saja, cepat!” akhirnya kami belajar

bersama. Sekitar pukul 4 sore aku terbangun, mwo? Kami tertidur? Bahkan DaeRi

masih tertidur pulas. Saat tidur wajahnya terlihat sangat cantik.

“Eli, DaeRi ayo kita makan siang dulu. Oh DaeRi

tertidur?” tanya ibu DaeRi di ambang pintu.

“Ne ajeomma, baiklah aku turun” kebetulan aku sedang

lapar jadi aku segera turun ke lantai bawah menyusul ibu DaeRi.

“Hallo Elison Kim, ayo kita makan bersama” ajak ayah

DaeRi kepadaku yg sudah siap dimeja makan. “Oh iya tadi pagi aku tidak sengaja

bertemu ayahmu di hotel Chamson. Apa dia sudah mengabarimu? Kau tidak bilang

bahwa kemarin ayahmu pulang?” ayah DaeRi berbicara panjang lebar.

“Hmm appa tidak memberitahuku ajusshi, mungkin appa ingin

memberiku kejutan” jawabku kepadanya.

“Ah berarti bukan kejutan lagi, aku sudah memberitahumu

hehe” ayah DaeRi tertawa.

“Gwechana ajusshi” aku tersenyum lalu kembali memakan

makananku.

“Kalian jahat makan tidak mengajakku” keluh DaeRi dari

atas tangga.

“Kami sudah selesai makan, kau tidur terus DaeRi itu

salahmu” ayah DaeRi bergurau dan tertawa kecil.

“Yak! Appa jahat! Aku kan anak appa, semua ini karena

kau Eli appa jadi tidak sayang padaku lagi” keluh DaeRi saat duduk di meja

makan.

“Kenapa jadi menyalahkanku? Kan kau sendiri yg malas” aku

tersenyum.

“Aku setuju denganmu Elison Kim” ayah DaeRi membelaku.

“Ah sudahlah aku mau makan. Oh iya appa aku tidak mau mengajari appa

belajar mobil lagi” ancam DaeRi pada ayahnya.

“Appa bisa minta ajarkan Elison Kim sekarang” ledek ayah

DaeRi.

“Ah aku kalah terus!” omel DaeRi pasrah. Makan siang

sudah selesai, selanjutnya kami mengobrol sejenak. Karna sudah pukul 06.00 aku

pun pulang.

“Semuanya aku pamit pulang dulu, sudah hampir malam”

ucapku.

“Hati-hati dijalan Elison, oh iya tadi appamu bilang dia

mau menitipkanmu padaku. Jadi kapan kau akan pindah kemari? Ini permintaan

appamu Elison” jelas ayah DaeRi panjang lebar.

“Huh? Oh iya nanti aku akan membicarakan lagi ajusshi”

aku kaget dengan perkataan ayah DaeRi barusan. Apa benar appaku bilang seperti

itu? Akhirnya aku pun pulang.

Sesampai dirumah aku mengirim pesan singkat untuk appa,

tapi ternyata appa sudah menelfonku.

“Yebseo?” sapaku.

“Appa imnida! Apa kabar dirimu nak?” tanya appa.

“Aku baik, appa bagaimana?” tanyaku kembali.

“Appa juga baik, kau dimana? Besok appa ingin bertemu denganmu.

Oh iya appa bertemu Lee Jin Suk tadi pagi dan katanya dia kenal denganmu karna

kau adalah teman anaknya. Makanya aku menceritakan semua tentangmu padanya, dia

teman kecil appa. Besok kita bertemu pukul 2 siang di kedai coffee. Appa akan

menutup telfon duluan, annyeong!” jelas appa panjang lebar padaku.

“Tapi appa aku, appa? Appa?” sebelum aku meyelesaikan

perkataanku appa sudah menutup telfonnya. Aku memutuskan untuk tidur dan

bertemu appa besok siang.

Author POV

“Ah sial aku hampir telat! Kemana buku yg tadi malam?”

DaeRi hampir kewalahan karna dia hampir telat masuk kesekolah.

““Ah itu bukunya!” seru DaeRi saat mengambilnya ternyata

ada sebuah surat yg jatuh dari dalam buku itu.

“Mwo? Surat? Tapi dari siapa?” DaeRi lalu membuka isi

suratnya

‘SaengilChukkaeHamnida

Lee Dae Ri! Semoga kau bisa lebih baik dari tahun tahun sebelumnya, amin. Oh

iya, mian hanya ini yg bisa kuberikan padamu agar kau rajin belajar. Tapi kau

boleh minta satu permintaan padaku, ingat satu permintaan saja ya 🙂 pulang sekolah

aku tagih makanan gratisku hehe annyeong

Tertanda:

Elison

Kim’

Begitulah isi surat yg ada dalam buku itu.

“Mwo? Eli? Dia tau dari mana ulang tahunku? Ah namja itu

benar benar membuatku penasaran” DaeRi tersenyum dan memeluk buku pemberian

Eli.

Karna tersadar dia telah terlambat akhirnya DaeRi segera

berangkat ke sekolah. Setelah sampai di sekolah dia langsung masuk kedalam

kelas, tapi ternyata TaeGi saemsangmin sedang sakit sehingga ia tidak dapat

mengajar hari ini.

DaeRi POV

“TaeGi

saemsangmin sakit? Ah syukurlah aku kira aku terlambat SooJin-ah” aku dapat

bernafas lega sambil menyender ke kursi.’ Eh tunggu! Mana Elison? Biasanya dia

sudah disampingku, kenapa sekarang tidak ada? Apa dia tidak masuk juga?’ ucapku

dalam hati dan berfikir tentang Eli.

“Kau

mencariku?” kudengar suara seseorang dari bangku belakangku.

“Omo!

Elison Kim! Kau gila huh?! Mau membuatku jantungan? Aissh jinjja!” aku kaget

karna ternyata itu suara Eli yg duduk di belakangku. Lalu dia pindah ke tempat

duduk disampingku.

“Wae?

Jangan marah marah terus, kerutan diwajahmu sudah mulai muncul nanti malah

semakin banyak” dia menerawang mukaku teliti.

“Yak!

Sudah mengagetkanku tidak minta maaf, sekarang malah meledekku?!” omelku

padanya.

“Mian

DaeRi hihi kau terlihat lucu kalau sedang marah. Sudah hari ini kan ulang

tahunmu, mau merusak hari specialmu? Tidak kan? Tersenyumlah, agar lebih indah

dipandang oleh orang orang” ucap Eli panjang lebar menasehatiku.

“Oh

iya kado mu? Aku sudah membaca surat dalam buku itu. Hmm Eli, gomawo! Aku suka

kadonya, tapi kau tau dari mana ulang tahunku?” tanyaku penasaran.

“Aku

melihat biodatamu yg ada di wali kelas” jawab Eli tersenyum.

“Oh

pantas saja kau tahu. Oh iya nanti pulang sekolah kutraktir bagaimana?”

tawarku.

“Hmm

itu? Besok bisa tidak? Hari ini aku ingin bertemu appaku” jawabnya.

“Kan

janjinya hari ini! Appamu? Aku boleh ikut?” ah pertanyaan apa yg barusan ku

ucapkan! Dasar babo!

“Kau

mau ikut? Bagus kalau begitu pulang sekolah kita bertemu appaku. Sebenarnya aku

tidak ingin berlama lama bertemu appa karna pasti dia akan melucurkan

pertanyaan yg aneh aneh dan menyuruhku pindah ke amerika lagi. Untungnya kau

mau ikut jadi aku ada alasan haha gomawo DaeRi kau sangat pengertian” Eli

tersenyum senang, lalu memelukku.

“Ah

Eli! Lepaskan! Kita dilihat oleh teman teman, aku malu Eli. Cepat lepaskan!”

aku hampir tidak bisa bernafas karna pelukannya itu, badannya sangat kekar

pantas saja aku susah untuk bernafas.

“Oh

mian mian, aku sangat bahagia jadi tidak sadar hehe” lalu dia kembali duduk.

“Memangnya

tidak apa apa jika aku ikut denganmu?” tanyaku memastikan.

“Kenapa

tidak? Appa juga pasti senang bertemu dengan anak teman kecilnya dulu kan?

Sudah pokoknya kau harus ikut nanti” ucap Eli.

Setelah

mengobrol kami pun ada pelajaran sampai waktu pulang sekolah. Dan benar saja

setelah pulang sekolah Eli mengajakku bertemu appanya.

“Ah

eoteohkke? Aku malu huhu” desisku.

“Wae?

Kau gugup?” tanya Eli yg memecah fikiranku.

“Ah

anniya! Aku hanya lupa kalau aku belum mengerjakan tugas kimia ku, sudah itu

saja” alibiku.

“Ah

jeongmal? Nanti setelah selesai bertemu appa kita kerjakan bersama sama, ne?”

Eli membuat persetujuan padaku.

“Ne

ne, geuraeseumnida” aku hanya bisa tersenyum dan dia membalas senyumku.

Kulihat

seorang namja seumuran appaku sedang duduk menunggu kedatangan Eli dan aku.

“Appa!

Teriak Eli dari sampingku.

“Eli!

Akhirnya kau datang juga” ucap ayah Eli.

“Ne

appa, apakah appa sudah menunggu lama? Mianhada aku telat. Oh iya kenalkan ini

teman sekelasku dia Lee Dae Ri dan putri dari Lee Jin Suk ajusshi teman kecil

appa” jelas Eli pada appanya.

“Ne

annyeonghaseyo Lee Dae Ri imnida, bangapseumnida ajusshi” sapaku, menundukan

kepalaku lalu tersenyum pada ayah Eli.

“Annyeonghaseyo

Lee Dae Ri, nado bangapseumnida. Oh kau putri Lee Jin Suk? Wah kau sangat

cantik yah” ucap ayah Eli ramah sekali padaku.

“Oh

iya appa hanya 3 hari diKorea, lusa appa akan kembali ke Amerika. Jadi, appa

akan menitipkanmu pada Jin Suk saja ya. Appa khawatir jika kau harus tinggal

dirumah sewa. Kali ini tidak ada penolakan lagi! Jika kau masih menolak appa

akan memindahkanmu ke Amerika lagi, arra?” bicara ayah Eli panjang lebar.

“Tapi

appa, aku sudah besar kenapa mesti begini? Aku bisa kerja paruh waktu disini,

tidak usah seperti itu. Lagi pula..” Eli belum selesai berbicara ternyata ada

teman ayah Eli yg datang. Tunggu kurasa aku kenal orang itu, yak itukan appaku.

Aku sedikit shock melihatnya.

“Hai

Cris, maaf aku telat jalanan sangat macet. Wah Eli kau sudah sampai duluan?

Huh? DaeRi kau kenapa bisa ada disini?” appaku bertanya sambil melihatku.

“Aku

yg mengajaknya kesini ajusshi” jawab Eli.

“Ah

sudah tidak apa apa Jin Suk. Bagaimana kau tidak keberatan kan?” tanya ayah Eli

pada appaku.

“Aku

sama sekali tidak keberatan, dan pasti DaeRi juga pasti akan senang jika Eli

tinggal dirumah kami. Mereka bisa belajar bersama setiap hari, benarkan DaeRi?”

tanya appa padaku. Mwo? Aku harus jawab apa ini? Jika aku mengatakan tidak appa

akan marah, jika mengatakan iya Eli yg akan marah padaku. Ah eoteohkke? Aku

seperti berdiri dia atas jembatan diantara jurang!

“Hmm

iya tidak apa apa ajusshi” aku tersenyum pada ayah Eli.

“Kau

ini apa apaan?! Kenapa bilang ya?” bisiknya padaku.

“Ah

mian Eli aku tidak punya pilihan lain” aku sedikit takut dan langsung menunduk

murung.

“Tapi

appa aku janji aku akan..” omongan Eli diputus lagi oleh appanya.

“Tidak

ada penolakan Elison Kim! Atau kau mau pindah lagi ke Amerika huh?” ancam

ayahnya.

“Oke!

Aku mengerti, aku akan tinggal dirumah Jin Suk ajusshi” akhirnya Eli menyerah

dan lebih memilih mengalah dengan ayahnya.

“Bagus,

appa akan suruh orang memindahkan barang barangmu ke rumah Jin Suk” ucap

ayahnya.

“Ne,

kalau begitu aku pergi duluan ya Cris, masih ada yg harus aku kerjakan sampai

bertemu besok dirumah” kemudian appaku pergi meninggalkan kami bertiga.

“Appa

juga ingin ke Busan sekarang. Besok appa akan berkunjung kerumah Jin Suk

melihat kalau kau sudah tinggal disana, appa akan pergi duluan” lalu ayah Eli

pergi.

“Ah

appa selalu saja ingin menang sendiri! Mian DaeRi aku jadi tidak enak akan

tinggal dirumahmu” Eli menaatapku hampir putus asa.

“Gwechana

Eli-ah, aku senang kau bisa tinggal dirumahku” aku tersenyum padanya.

“Jeongmal?

Ah tetap saja kan aku akan merepotkanmu dan kedua orang tuamu karna appaku.

Sekarang kita pulang saja, katanya kau mau mengerjakan tugas kimia kan? Kajja!”

lalu aku dan Eli pun pulang kerumahku.

Eli

POV

Ah

ternyata aku kalah dengan appa dan mencoba mengalah untuk kali ini, dari pada

aku dipindahkan lagi ke Amerika. Nanti aku tidak bisa lagi bersama DaeRi. Hari

ini aku pergi lagi kerumah DaeRi untuk mengerjakan tugas kimia bersama.

“Ayo

cepat masuk!” perintah DaeRi saat sudah sampai dirumahnya.

“Ah

iya iya” jawabku.

“Maafkan

appaku ya tadi, maksudnya hanya baik kok tapi caranya mungkin yg salah hehe

maafkan aku juga karna gara gara aku kau harus tinggal dirumahku” kata DaeRi

sambil menunjukkan wajah yg merasa bersalah.

“Ah

ne gwechanayo! Aku tahu kau pasti takut tadi pada

appamu. Sudah sekarang kita kerjakan tugas kimianya, setelah selesai aku akan

pulang membereskan barang barangku” ucapku padanya.

Akhirnya

aku dan DaeRi mengerjakan tugasnya bersama hingga pukul 5 sore. Aku memutuskan

untuk pulang, tapi ternyata ada tamu yg datang membawa mobil box ke rumah

DaeRi.

“Annyeonghaseyo!”

sapa seseorang dari pagar rumah.

“Nuguseyo?”

jawab DaeRi.

“Kami

adalah kurir, kami disuruh mengantarkan beberapa barang barang tuan Elison Kim

ke rumah ini. Cepat turunkan barang barangnya dan masukkan kedalam rumah” jelas

sang kurir lalu memerintahkan beberapa anak buahnya.

Tidak

lama setelah barang barangnya diturunkan , ayah DaeRi pulang.

“Barang

barangnya sudah sampai? Hmm DaeRi, karna kamar tamu sedang direnovasi jadi

untuk sementara inikau satu kamar ya dengan Elison Kim” ucap ayah DaeRi.

“Mwo?

Satu kamar denganku? Tapi appa” ucap DaeRi dari sampingku.

“Kau

tega kalau Elison Kim tidur di ruang tamu huh?” ucap ayah DaeRi.

“Gwechana

ajusshi. Aku bisa tidur diruang tamu” aku menjawab sambil tersenyum.

“Andwe!

Andwe! Kau dikamar DaeRi saja. Kau DaeRi! Kalau kau tidak mau kau yg tidur di

ruang tamu, arraseo?” ancam ayah DaeRi.

“Keunde,

ah ne ne Geuraeseumnida” muka DaeRi terlihat pasrah.

“Sekarang

kau Eli angkat barang barangmu ke kamar DaeRi. Dan kau DaeRi jangan berbuat yg tidak

menyenangkan pada Eli” jelas ayah DaeRi.

“Ne

appa” jawab DaeRi lalu ia membawakan beberapa kerdus kecil barang barangku ke

kamarnya. Aku juga mengankat beberapa kardus besar ke kamarnya.

“Kau

marah?” tanyaku padanya.

“Anni,

aku tidak marah padamu. Tapi appa menyebalkan hari ini, sudah memberi pilihan

sulit padaku lalu dia marah marah tadi” jawabnyaa.

“Mungkin

appamu sedang lelah makanya dia sedikit marah padamu” ucapku.

“Mungkin

saja hehe ayo kita bereskan barang barangmu. Kajja!” ia tersenyum lalu bangkit

mulai membereskan barang barangku.

Akhirnya

kami berdua membereskan barang barangku bersama sama. Kulihat DaeRi terlihat

senang aku tinggal disini, tapi aku merasa canggung karena aku harus satu kamar

dengannya.

“Ini

apa? Wah kau waktu kecil lucu juga tampan sekali” pujinya sambil melihat foto

kecilku memakai setelan jas hitam hitam.

“Ah

ini aku sekitar 4 tahun” lalu aku tersenyum.

“Omo?!

Ini apa? Haha kau yadong!” DaeRi tertawa senang sekali karna dia melihat foto

kecilku sedang naked saat mandi.

“Yak!

Anni anni! Itu ibuku yg foto saat aku sedang mandi, lagi pula itu kan masih

kecil” tegasku. Aku sedikit merasa malu karna foto itu.

“Ah

yg benar? Tapi sama saja kau kan telanjang bulat dalam foto itu walau masih

berumur 4 tahun haha” celanya.

“Yasudah

kalau tidak percaya tapi aku memang tidak yadong” tegasku sekali lagi.

“Jinjja?

Lihat saja mukamu itu, pipimu sudah bersemu merah seperti kepiting yg baru

direbus haha hayo mengaku saja” ledeknya padaku.

Benar

saja pipiku sudah merah seperti tomat, akhirnya aku hanya bisa diam dan kembali

membereskan barang barangku. Sekitar jam 7 malam aku selesai membereskan barang

barangku dikamar DaeRi, cukup lama karna kami berdua malah asik mengobrol dan

bercanda.

“Anak

anak, sudah selesai? Ayo makan dulu?” ajak ibu DaeRi di depan pintu kamar.

“Ne

eomma aku dan Eli sudah selesai” jawab DaeRi. “Ayo kita kebawah Eli, kau lapar

kan? Aku juga sama. Kajja!” ajak DaeRi padaku lalu menarik tanganku sambil

berjalan ke lantai bawah.

“Bagaimana

sudah beres semuanya?” tanya ayah DaeRi pada kami.

“Sudah

appa” jawab DaeRi.

“Sudah

ajusshi, kami sudah selesai membereskan barang barangku” lanjutku menjawab

pertanyaan ayah DaeRi.

“Oh

iya besok kalian berdua libur kan? Ayo kita ke pulau jeju hari minggu pulang.

Ayah sudah lama tidak kesana” ajak ayah DaeRi padaku dan pada DaeRi.

“Jeongmal

appa?” ucap DaeRi agak sedikit teriak.

“Ne

kalian mau kan?” tanya ayah DaeRi.

“Aku

mau appa, Eli juga pasti mau ya kan Eli?” ajak DaeRi padaku.

“Hmm

ne ajusshi, boleh juga kita ke pulau jeju” jawabku sambil tersenyum.

“Geurae,

besok jam 7 pagi pesawat sudah take off jadi kita bersiap siap jam 6 arra?”

ayah DaeRi membuat perjanjian.

“Kyaa!

Baik appa, wah akhirnya aku liburan. Uhuuk.. uhhuk” DaeRi tersedak karena ia

saking gembiranya. Aku memberikan segelas air putih padanya dan DaeRi

meminummnya.

“Gomawo”

ucap DaeRi yg masih menenangkan dirinya karna tersedak sambil mengelus elus

dadanya sendiri.

“Ne,

lain kali hati hati” kataku.

“Ne,

aku sangat gembira hehe jadi beginilah” jawabnya sambil tersenyum.

“Yasudah,

cepat habiskan makan malam kalian lalu setelah itu pergi istirahat besok pagi

pagi kita sudah harus ke airport” ibu DaeRi berbicara pada kami.

Akhirnya

setelah makan kami masuk kedalam kamar dan istirahat, tapi aku tidur dimana? Di

kamar ini tidak ada kasur lipat atau sekedar sofa yg bisa untuk tempat aku

tidur. Disini Cuma ada tempat tidur kingsize milik DaeRi, aku harus satu tempat

tidur dengannya? Aku berfikir di jendela kamarnya.

“Tenang

saja aku kalau tidur tidak kemana mana kok, lagi pula tidurku anggun jadi kau

tidak perlu terganggu oleh ku” ucap DaeRi keluar dari kamar mandi.

“Ah

anni, bukan itu maksudnya tapi” ucapanku terhenti.

“Tapi

apa? Tidak akan terjadi apa apa Eli, tenang saja asal kau bisa menjaga sikapmu,

arrachi?” lalu dia tersenyum.

“Arraseo”

jawabku.

“Sudah

tidur kau ingin terus berdiri di jendela itu?” tanyanya yg sudah tidur di

tempat tidurnya.

“Hmm

iya baiklah aku tidur” lalu aku naik ke atas kasur dan tidur disamping DaeRi.

“Jaljayo

Eli sampai bertemu besok pagi” ucapnya lalu tidur.

“Nado

jaljayo DaeRi” jawabku lalu memejamkan mata.

-TBC-

Selesai part 2 nya raders, gimana

seru ga seru ga? Aduh mian ya kalau sedikit bagaimana gtuh haha terus

kepanjangan juga. Jangan lupa ya comment kalian sangat dibutuhkan oleh author

karna itu adalah hidup dan mati author *oke lebay* tadinya author mau bikin

buku tapi ga jago ah bikin ff aja masih suka typo haha. Okelah part 3 segera

menyusul yah annyeong raders *bow sampe tanah*

Tinggalkan komentar