[Korea Fan Fiction] Barbie Girl part 1- Jessica, Seohyun SNSD, Jaejoong JYJ DB5K, Yonghwa C.N.Blue

Author : ANGELAFT RACTA

Genre: Romance, Friendship

Casts: Jessica (SNSD), Seohyun (SNSD), Kim Jaejoong (JYJ/DB5K/DBSK/TVXQ/Tohoshinki), Jung Yonghwa (C.N.Blue)

———————————————————————————————————————————————————-

Tuhan itu Maha Adil. Semua orang di dunia ini pasti setuju dengan hal itu. Yah, tentu saja kecuali orang-orang Atheis yang tidak percaya Tuhan. Akupun setuju, Tuhan memang Maha adil. Hanya saja menurutku keadilan Tuhan tidak akan kita dapatkan di dunia. Kita baru akan mendapatkan keadilan Tuhan yang seadil-adilnya di kehidupan akhirat.

Tak percaya? Aku punya bukti bagus tentang ketidakadilan Tuhan. Contohnya Nae Chingu (temanku) yang satu ini, yang baru saja turun dari mobilnya.

“Pagi Jae.” Sapaku ketika jarak diantara kami sudah cukup dekat. Sementara Jeojoong hanya membalas sapaanku dengan anggukan.

Oke, kuralat kata-kataku, bukan chingu (teman)! Jelas Jaejoong terlalu jutek dan terlalu tidak akrab untuk menjadi temanku. Kami hanya rekan sesama anggota unit kegiatan kampus kepenyiaran.

Siapa yang tidak kenal Kim Jaejoong, murid paling pintar di kampus ini (jurusan kedokteran booo), terlalu kaya (ayahnya yang memiliki lebih dari separuh saham Pyongyang departemen store terbesar kedua di Korea dan beberapa perusahaan lainnya), dan yang paling penting TAMPAN! Mata yeoja (cewek) mana yang tahan untuk tidak melirik kearahnya apabila yeoja itu berada di satu ruangan yang sama dengan Jaejoong. Pergi kesekolah dengan mobil Porsche yang menunjukkan kemampuan finansialnya. Otaknya tak terkalahkan bahkan sampai ke tingkat olimpiade (oh, mungkin otaknya terbuat dari beribu-ribu microchip komputer). Huh, bagaimana bias Tuhan memberikan semua kelebihan pada Jaejoong sedangkan diluar sana masih banyak namja-deul (cowok-cowok) yang tidak pintar, tidak kaya, dan jelek!

Oops, bukan maksudku untuk terlalu kejam .

Kembali ke lapangan parkir Soongsil University yang masih penuh sesak dengan murid-murid yang akan memarkir mobilnya. Sebuah mobil Honda jazz PINK yang mencolok sedang melaju kearah mobil Jaejoong. Bukan melaju sepertinya, mungkin mobil itu bermaksud parkir di tempat kosong yang ada di sebelah mobil Jaejoong.

Tapi…………………………………….. CRASH!

DIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNN, alarm mobil Jaejoong meraung-raung tiba-tiba. Mobil Honda jazz pink itu tak sengaja menabrak sedikit bagian belakang mobil Jaejoong.

Jaejoong yang marah kemudian mengetuk kaca jendela tempat sopir Honda Jazz itu duduk. Dan sopir itu keluar dari sana. Yeoja imut, lugu, dan yang paling penting CANTIK!

Oh, tentu saja itu sahabatku Jessica, si Barbie!

Jessica berdiri didepan Jaejoong dengan wajah seperti hampir menangis, “Jeongsomhamnida (maaf), Sicca benar-benar tidak sengaja.”

See, betapa lugu dan polosnya yeoja itu. Bahkan dia lebih memilih menyebutkan namanya sendiri untuk kata ganti ‘aku’. Dia juga hampir tidak pernah menggunakan ‘kamu’ sebagai kata ganti orang kedua. Sebagai gantinya dia akan menyebut nama orang yang sedang diajaknya untuk berbicara.

Terlihat sekali kalau wajah Jaejoong menahan amarah dan dadanya naik turun dengan cepat, “Kalo memang tidak bisa menyetir, CABUT SAJA IZIN MENGEMUDIMU SEBELUM AKU YANG MEMBAKAR MOBILMU.” katanya. Singkat, padat, namun Jelas.

“Hiks, Joesonghamnida (maaf)…” air mata sudah jatuh di pipi Jessica. “Sicca benar-benar tidak sengaja. Sicca mau kok ganti rugi… Hiks hiks.. udah ya, Jae jangan marah-marah lagi….. Huweeeeee hiks hiks.”

“Aku bukan orang miskin yang sampai harus minta ganti rugi!” Setekah menunjuk muka Jessica dengan tajam menggunakan telunjuknya, Jaejoong berjalan beberapa langkah sebelum akhirnya berbalik untuk mengatakan. “Dan jangan sok akrab! Panggil aku Jaejoong!”

Jaejoong yang aneh. Kalau tidak perlu ganti rugi, untuk apa dia harus marah-marah ke si ‘barbie girl’ ini. Jessica, dia memang sangat mudah menangis terutama kalau dia merasa bersalah (seperti anak kecil saja). Tidak pernah menggunakan kata ganti aku-kamu, sebagai gantinya dia akan menyebut namanya sendiri dan nama orang yang sedang diajaknya berbicara. Daripada berkata Gomapta (terimakasih), dia akan lebih sering memakai Gomapseumnida (terimakasih, lebih sopan). Bahasa banmal-nya (bahasa informal) hampir tidak pernah dia gunakan. Dengan wajahnya yang cantik dan imut, tinggi semampai, rambut panjang, lurus, dan bewarna kecoklatan, tak lupa dengan semua aksesoris dan barang-barang ‘imut’ yang dipakainya, orang-orang memanggil Jessica dengan panggilan ‘BARBIE’. Jelas tipe yeoja yang rela dikorbankan pada singa lapar untuk menyelamatkan nyawa satu kampung. (emang di Korea ada kampung?)

“Seohyuuuuunnnn… Huwe hiks hiks.” Jessica langsung bersorak begitu melihatku yang berada tak jauh dari TKP.

“Barbie, cukup Barbie, cup cup cup. Sabar sabar sabar.”

“Tapi…tapi… Jaejoong jahaaaaattt.”

Huft, mulai lagi tangisan manja Jessica. Aku jadi merasa seperti Babysitter yang sedang berjuang mendiamkan anak asuhnya. Argh, sebentar lagi aku ada kelas (aku ada di jurusan kedokteran, sama seperti Jaejoong). Jadi terpaksalah aku berjalan menuju kelas sambil menenangkan Jessica yang dari tadi masih sesegukan. Hingga akhirnya tibalah di gedung tempat Jessica belajar, jurusan hukum, tepat di sebelah gedung kedokteran.

Untuk kasus Jessica, kuakui kalau Tuhan memang benar-benar adil, dan Jessica adalah ‘korban’ keadilan Tuhan.

Jessica memang cantik, kaya, baik, ramah, dan Barbie girl, tampangnya tampang-tampang blasteran gitudeh. tapi otaknya sungguh berbanding terbalik dengan wajahnya. Tuhan memberikan kelebihan wajah padanya tapi tidak dengan otaknya. Kasarnya Jessica termasuk anak dengan ranking 10 terbawah di Soongsil university ini. Banyak yang bilang kalau Jessica bisa masuk kesini hanya karena Appa-nya lah pemilik Soongsil university.

Sedangkan Jaejoong? Jangan ditanya, sudah pasti dia berkumpul dengan murid-murid pintar di universitas ini di jurusan kedokteran. Tipe mahasiswa yang tempat nongkrongnya perpustakaan dan tidak akan mau bolos meskipun di pelajaran sejarah Korea dalam Mata kuliah umum.

Intermezzo sedikit, aku BENCI sejarah.

“Seohyuun, janji ya nanti pas istirahat dateng ke kelas Sica. Sica nggak mau sendirian..”

Mungkinkah Jessica akan sendirian pada waktu jam istirahat makan siang? Aku rasa tidak. Tidak ada namja yang keberatan kalau harus menemani Sicca bahkan jika harus menemani seumur hidupnya (jadi nampyon (suami)-nya Jessica gitu :p). Lagipula dia memang TIDAK PERNAH bener-bener sendirian. Namja-deul itu MEMANG selalu mendekat pada Jessica. Sepertinya Jessica memang punya magnet khusus untuk menarik para Namja.

Ralat, tidak semua cowok! Kecuali Jaejoong tentu saja. Tidak juga dengan Yonghwa, pacarku 😀 awas saja kalau Yonghwa berani mendekati Jessica, kucincang habis dia!

“Oke.” Jawabku singkat.

Kulirik arlojiku, oh tidak, sudah jam 9. Mata kuliah pertamaku pasti sudah mulai dan… aku baru ingat kalau sekarang adalah mata kuliah sejarah Korea.

AAAARRRRGGGGHHHH!!!!!!!!!

********

“Siang barbie..” seru koor para namja yang selalu menyapa Jessica setiap kali dia lewat. yah, memang beginilah setiap hari.

Jessica-pun dengan ramah selalu membalas sapaan mereka tak lupa dengan senyum paling imutnya, “Siang semua!”

Aura yang dipancarkan Jessica memang tidak biasa, seperti yang sudah kukatakan sebelumnya. Si pemikat! Entah mengapa aku merasa demikian. Kalau aku iri padanya mungkin aku mengira dia menggunakan pelet.

Awalnya aku sempat khawatir kalau Jessica akan menjadi musuh abadi semua yeoja di sekolah ini (kecuali aku tentu saja). Tapi nyatanya tidak, yeoja-deul (cewek-cewek) disini tidak memusuhi Jessica. Berkat keluguan dan kebaikannya rasanya terlalu jahat kalau mau membenci Jessica.

Lagipula mengingat otaknya yang berbanding terbalik dengan wajahnya itu, kurasa para yeoja tidak terlalu membenci Jessica. Karena dia punya kekurangan. Ya otaknya itu tadi, tapi bukan berarti dia idiot lho, hanya saja…… sedikit lemot mungkin.

Ya ampun, kejam sekali kata-kataku. Bukankah semua orang punya kekurangan. Hhi..

Aku tidak mengenal Jessica dari kecil. Alu mengenalnya saat hari pertama OSPEK. Pada hari aku mengenalnya, Jessica memang sudah menunjukkan aura ke-barbie-annya.

Saat itu Jessica sedang dikerjai oleh senior-senior cowok. Tau sendiri kan kalau sasaran senior itu adalah murid-murid yang ‘mencolok’. Dan Jessica MEMANG terlalu mencolok. Seperti kataku barusan, PEMIKAT! Saat Jessica sedang dimarahi, Jessica terisak, menunduk, dan menggumamkan maaf berkali-kali. Eh senior-senior yang tadinya mau ngerjain malah jadi nggak tega. Wakaka.

Menurutku sifat Jessica ini dikarenakan lingkungan di rumahnya. Anak satu-satunya dari juragan batik(?) sekaligus anak pemilik Soongsil University yang omsetnya jutaan won! Denger-denger dia dulu punya Oppa (kakak cowok) yang kemudian meninggal karena kecelakaan saat dia SD. Karena terbiasa dimanja oleh Oppa-nya sebelum dia meninggal, kemudian Appa (Papi) dan Umma (mami) yang overprotective semenjak kematian Oppanya, maka tercetaklah Jessica yang seperti ini.

Kami berdua sedang menuju kantin karena memang sudah jam makan siang. Letak kantin terletak cukup jauh tepatnya diluar koridor ini. Jessica sedang menggigit-gigit bibirnya seperti akan mengatakan sesuatu hanya saja dia ragu. Berteman dekat dengan Jessica membuatku mengerti gerak-geriknya.

“Kenapa Barbie?” tanyaku.

“Mmm.. Seohyun, Ssica pengen…..”

“Hai Hyuun Jjagi.” Sebelum Jessica melanjutkan perkataannya, Yonghwa, pangeran cintaku datang menghampiri dan mencium bibirku. kecupan kecil yang selalu kita lakukan saat bertemu. “Mau makan siang?”

“Ng..iya….errr…” aku melirik kearah Jessica untuk memberi tau Yonghwa kalau tadinya aku sedang berbicara dengan Jessica.

“Oh, ada Jessica. Hai Jess!” sapa Yonghwa berbasa-basi. Hanya Yonghwa dan guru-guru sekolah yang tidak memanggil Jessica dengan panggilan “barbie”. kata Yonghwa ‘Barbie itu kayak panggilan sayang yang spesial seperti panggilan ‘Jjagi (sayang/honey)’. Aku tidak akan memanggil Yeoja lain dengan nama panggilan yang aneh-aneh kecuali denganmu.’

Oh, romantisnya Yonghwa-ku! Pantas saja dia pandai menulis lagu-lagu romantis, info dikit nih, dia adalah vokalis band kampus kami yang diberi nama C.N.Blue. Kau tahu, saking romantisnya kita memiliki nama kecil yang hanya kami berdua yang menggunakannya. Yonghwa akan memanggilku ‘Hyuun’ dan aku akan memanggilnya ‘Yoong’. hihihi

Sepertinya Jessica kesal karena kemudian bibirnya memonyongkan manyunan yang biasa dia keluarkan kalau sedang kesal, “Urgh, Yonghwa nyebelin.”

“HHa, iyadeh, emang tadi mau ngomong apa??”

“Jessica mauuuuu…..”

“Ah, Hyuun Jjagi (sayang), makan siang bareng-bareng yuk!” Lagi-lagi Yonghwa memotong perkataan Jessica sambil menyunggingkan senyum jailnya. Aku jadi ikut tersenyum. aku tau kalau Yonghwa memang ingin mempermainkan Jessica..

“AAAHHH, YONGHWA NYEBELIN! JESSICA KAN MAU BILANG KALAU JESSICA PENGEN PUNYA PACAAAAAAAARRRR!!!!”

Tanpa sadar Jessica berteriak terlalu keras. Sepertinya orang-orang di sekitar sini mendengarnya dan semuanya secara bersamaan melihat Jessica.

“Oooppsss!”

“Oiiii semuanya, apa kalian mendengar kalau BARBIE GIRL PENGEN PUNYA PACARRR!!!” terdengar teriakan dari namja di ujung koridor.

“Kita bikin sayembara untuk menjadi pangeran Barbie!”

“Semua namja boleh ikutan!”

Yeoja  juga boleh kalau mau! :p”

“Fairplay ya guys!”

Entah suara-suara siapa yang jelas daritadi suara itu saling bersahut-sahutan.

“Sayembara ini dimulai dari……..SEKARANG!”

Mendadak semua cowok di sekitar kami (kecuali Yonghwa tentunya) berlarian ke berbagai arah. ada yang ke kelas untuk menyiapkan rencana, ada yang ke perpustakaan untuk menyalin puisi-puisi romantis, ada yang ke kebun sekolah memetik semua bunga untuk dirangkai. Ou Em Gee!

Yonghwa menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju sedangkan aku hanya mengangkat bahu.

“Barbie, jangan lupa pilih aku ya.” Si Jo Kwon, murid Jowo (*author* anggap aja Jo Kwon 2am itu Jawa asli!) tulen super cupu dan nggak banget yang entah muncul darimana tiba-tiba muncul di sebelah Jessica buat ngomong barusan.

Sepertinya sekolah ini akan kacau untuk beberapa hari kedepan. Yang jelas kekacauan ini hanya akan selesai kalau Jessica memilih pangerannya. Argh Jessica, dengan kehadiranmu saja sekolah ini sudah cukup heboh, jangan ditambah lagi dong!

**********

“Barbie! Look at your desk!” Perintahku saat Barbie baru saja tiba di kelasnya. Setiap pagi memang selalu seperti ini. Selalu aku yang tiba duluan di kampus. Aku yang sudah datang dari tadi dan kebetulan mampir ke kelas Jessica hanya bisa melongo saat melihat bangku tempat Jessica biasa duduk (dia selalu duduk di bangku paling depan paling sudut kanan dan semua orang tau itu).

“Seohyun ngomong apa sih?” Iya ya, aku baru ingat kalo sedang berbicara dengan Jessica yang tidak bisa berbahasa Inggris. Tampang sih boleh bule, tapi…………….. ah, sudahlah!

“Barbie! Lihat! Ini semua gara-gara teriakanmu kemarin!!”

Jessica mencoba mengintip bangkunya dari balik tubuhku, sebelum dia sempat melihat, buru-buru kusela dengan ucapanku

“Jess, aku sudah memperingatkanmu, jadi nanti tolong jangan pingsan.” Huft, untuk aku sempat mengatakannya sebelum terlambat. Sebelum Jessica pingsan melihat bangkunya.

“Ada apa sih denganmu? Kenapa menghalangi pandangan Sicca terus? Ssica kan mau liat!” Jessica menepis tubuhku untuk melihat sesuatu yang kuhalangi tadi…

Dan……….

“YA AMPUUUUNNN!!!!!”

Apa kubilang! Sudah kuduga dia syok!

“INI BAGUS BANGEEEETTTT”

Mwo??? (apa??)

MWWWWOOOOOOO?????? (APPPPAAAAA???)

AKU TIDAK SALAH DENGAR KAN?

Pemandangan aneh di bangkunya ini dibilang bagus? Ou Em Gee, bangku yang sudah seperti pesta ulang tahun anak-anak dibilang bagus?? Ada balon, cake bertingkat, gunung coklat kecil, beberapa bingkisan, dan benda-benda aneh lainnya sampai-sampai menutupi seluruh permukaan bangku. Kayaknya yang dateng kesini pada ngira bangku Jessica itu keramat kayak kuburan Mama Loren(?)! Harus rajin-rajin ‘nyekar’ pake coklat di bangkunya. YANG KAYAK BEGITU DIBILANG BAGUS??

SHOCK!!!!

Setelah ritme jantungku kembali normal karena Shock yang tadi, lagi-lagi jantungku harus menjadi korban karena (lagi-lagi) aku dikagetkan oleh derap langkah beberapa orang yang seirama sekaligus. Beramai-ramai, serentak, ada apakah ini? Memangnya ada gempa bumi sampai orang-orang mesti cepet kabur?

Yah, memang benar-benar ada gempa bumi! Gempa bumi LOKAL yang disebabkan oleh derap-derap langkah yang ternyata disebabkan oleh…………………. (hallah, ribet banget dah bahasanya)

Koor namja-deul Barbie’s fans club.

“Pagi Barbie….” Kata mereka bersamaan, dengan nada yang sama, dan dengan mimik wajah yang sok imut yang juga sama. Wah hebat, sepertinya mereka sudah berlatih bersama kemarin! (*catatan penulis: sepertinya Seohyun yang biasanya lembut ini sudah belajar sarkasme dengan baik dan benar ya dari awal cerita.. >__< ;;)

Jessica memainkan rambutnya, menyisipkannya di telinga, kemudian barulah tangannya melambai, “Pagi semua!”

Melihat lampu hijau dari Jessica, namja-deul tadi semakin menjadi-jadi. Mereka langgsung berebut mendekati Jessica dan memulai aksi mereka.

“Barbie, balon dariku bagus tidak?”

“Cake dari gue enak nggak?”

“Coklat dari ane jangan lupa di ma’em ya!”

“Coklat mulu dari tadi! Permen jahe aku dong!”

“STOOOOOPPPP!!!!” Kataku tiba-tiba. Nah lo, kok aku yang pusing ya ngdenger para burung berkicau?

Jessica melemparkan senyum ‘gomapseumnida (terimakasih)’ kepadaku kemudian kembali melemparkan senyum kepada para burung yang kusebutkan barusan, “Coklat, permen, cake-nya akan Jessica makan semua. Khamsa hamnida… (terimakasih).”

Bukannya tenang, kumpulan burung itu malah mencoba cara baru, “Barbie, aku punya puisi untuk kamu.”

“Barbie, dengerin juga lagu ciptaan gue buat lo.” (author: Ini ceritanya Jonghyun C.N.Blue yang lagi nyoba sok gaul ngomong gue-lo)

“Tertarik melihat caraku memakai pelet(?) untukmu?”

“Mau lihat dance-ku? Aku dijuluki dance machine lho di super junior.” Lha ini lagi, ngapain Eunhyuk Oppa, senior kami ikut-ikutan?

ARRRGGGHHH, mereka memang sudah gila! Aku stress berada disini! (kok aku yang stress? Jessica aja dari tadi biasa aja dan cuma melemparkan senyum). Aku sudah tidak tahan! Harus segera keluar dari sini!

Aku melangkah keluar meninggalkan kerumunan yang sekarang semakin aneh saja. Lagian sepertinya tidak ada yang peduli padaku disana dan tidak akan ada seorangpun yang menyadari kalau aku sudah tidak ada disana. Aku keluar, namun pandanganku tetap tak lepas dari kerumunan burung itu. Sampai akhirnya….

BUUKKK!!

Aku menabrak seseorang. Untungnya hanya tabrakan kecil sehingga tidak menyebabkan aku terjatuh atau orang yang kutabrak terjatuh.

Miyanhae (maaf).” Kataku. Tapi orang yang kutabrak tetap diam. Dan….. Jaejoong??

Miyanhaeyo Jaejoong, aku tidak sengaja.”

Jaejoong, dengan mukanya yang tanpa ekspresi seperti biasa (silahkan kalian bayangkan), “Aku memang sedang mencarimu.”

Ish, ada apa dengan otak jenius Jaejoong?! Kenapa dia jadi tidak nyambung gini? Aku kan tadi bilang ‘Miyanhae‘. Mestinya dia jawab ‘Gwenchanayo (tidak apa-apa) ‘ atau ‘no problem’ gitu??

Ah, sudahlah, “Oh ya? Ada apa?”

“Ini.” Jaejoong menyerahkan beberapa berkas padaku. “Tolong diskusikan dengan bendahara UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) tentang budget dan keperluan biaya lainnya, serahkan padaku berkas yang sudah selesai besok!”

Oh iya, tugas UKM ternyata. UKM Kepenyiaran kami kan akan mengadakan bazar dengan mengundang arti-artis K-pop! “Ne! (Oke)”

Tidak disangka-sangka Jaejoong malah tersenyum, “Thanks”

Jaejoong melenggang pergi tapiiii, “Jaejoong!” panggilku lagi.

Jaejoong tak kembali tapi hanya membalikkan badannya saja, “Mwoya (Apa)?”

“Kau tidak ikut kesana?” Aku menunjuk kelas Jessica dimana keributan masih berlangsung. Keributan para namja untuk mendapatkan hati sang barbie. Cih, padahal di jurusanku (ilmu kedokteran) untuk mendapatkan hati sangatlah mudah. Asal ada pisau bedah, itu bisa diatur (dibedah maksudnya).

“Ikut bersama para namja gila itu? No, thanks.” Setelah itu Jaejoong kembali. Urgh, tentu saja! Betapa bodohnya aku menanyakan pertanyaan yang jawabannya sudah aku ketahui! Lagipula untuk apa aku menanyakan pertanyaan seperti itu?

Dari kejauhan terlihat sosok Yonghwa yang mendekat padaku. Tersenyum manis seperti biasa. Setelah mendekat kecupan kecil kami yang biasa kembali dilakukan, “Pagi Hyuun!”

“Pagi!” jawabku. Saat aku menjawab, tangan Yonghwa mulai menjalar ke pinggangku kemudian mengiringku berjalan menuju kelasku.

“Tadi aku lihat Jaejoong. Memangnya dia juga ikut kontes Jessica?”

Mendengar hal itu aku tertawa. Yonghwa menyebut ‘kontes Jessica’ sebagai simbol kekacauan yang terjadi sekarang, “Mana mungkin! Jaejoong sama sekali bukan tipe namja yang akan ikut terlibat dalam sebuah kekacauan.”

Yonghwa pun tertawa, “Kau berbicara seperti mengenal baik Jaejoong saja, hahaha. Memangnya ada perlu apa Jaejoong mencarimu?”

“Ini.” Aku menunjukkan berkas-berksas yang dari tadi kupegang. “Tugas UKM, seperti biasa.”

Jarang-jarang kami berduaan seperti ini. Biasanya selalu ada Jessica diantara kami. Jadi aku berusahan menikmati setiap detik bersama Yonghwa yang tumben-tumbenan berduaan. Kami berjalan berdua, dia merangkulku sampai tiba di kelasku. Ah, andaikan momen ini tidak terhenti oleh jam kampus.

Baru saja kubilang, begitu aku melirik jam tanganku, saat ini aku harusnya sudah berada di kelas Biologi umum. Aiissshhh… jam, kenapa kau tidak berputar lebih lambat sih?

“Yoong, aku harus pergi sekarang! Mmuaaahm.” Ciuman singkat dan terburu-buru itu lagi-lagi terjadi.

“Bye!”

Dan Yonghwapun pergi ke arah lain….

*******

(bersambung)

Like dan komen dong chingu. Pleeeeaaassseee… biar makin semangat uploadnya 😀

Klik disini untuk membaca Barbie Girl part 2

11 responses to “[Korea Fan Fiction] Barbie Girl part 1- Jessica, Seohyun SNSD, Jaejoong JYJ DB5K, Yonghwa C.N.Blue

  1. Ping-balik: [Korea Fan Fiction] Barbie Girl part 2 – Jessica, Seohyun SNSD, Jaejoong JYJ DB5K, Yonghwa C.N.Blue « Asian Fan Fiction Story·

  2. jiahaha.. ngakak bacanya. entah mengapa nih ff sangatlah lucu bagi otak saya yg lg stres mikirin uts besok xD
    good job~! saya mau lanjut dulu ke lanjutannya baru komentar yg bener(?)

  3. Waahh post Uϑªh lama yaa? Bagus.. Moga jessy dapat pacar euumng.. Kyak jaejoong nyaa..!! Annyeong, reader baru. Izin menjelajah FF nyaa yaah..

Tinggalkan komentar