[Lomba FF] Tell Me It’s April Fool (25)

 Req no.42 @HyorinSprkyuElf

Title                             : Tell Me It’s April Fool!

Author                         : Dian Fikri

Twitter/FB                  : @Dee_HyukieELF / Dee Fikri HyukieElf

Genre                          : Straight, Drama Romance

Length                         : One Shot

Rating                         : General

Main Casts                  : Super Junior Eunhyuk as himself

Super Junior Donghae as himself

Yoo Shinhye (You/readers/Eunhyuk biased)

Additional casts          : The rest Super Junior Members as theirselves

Managers of Super Junior as theirselves

Lee Sora (Eunhyuk’s sister) as herself

From author                : FF ini dibuat ketika Kim Heechul masih menjalani masa pelatihan selama 4minggu di nonsan camp *gak penting yah?* kkkkk Happy Reading!!!!^^

Tell Me It’s April Fool!

SUPER JUNIOR. Kalian semua pasti sudah sangat akrab dengan nama itu, atau bahkan ada di antara kalian yang memang tergila-gila dengan boyband terkenal dari Korea Selatan itu. Aku juga tahu Super junior, bahkan aku lebih tahu dari pada kalian semua. Tidak, aku bukan seorang ELF fanatik, sebutan kepada penggemar mereka. Dan hey, aku juga bukan antis, juga jangan berpikir aku seorang stalker, itu menggelikan. Aku bahkan sebelumnya tidak terlalu tertarik dengan boyband yang berisi 13 member utama dan dua member tambahan itu. Aku hanya gadis biasa, Yoo Shinhye, 20 tahun, mahasiswi fakultas seni universitas Yonsei. Selain itu, kalian tahu kenapa aku lebih tahu tentang Super Junior? Karena aku adalah seorang model, aku beberapa kali terlibat dalam project iklan brand-brand ternama dengan beberapa member Super Junior. Well, itu saja memang tidak cukup untuk menyebut diriku mengerti Super Junior lebih dari siapapun, tapi ada satu alasan yang mau tidak mau membuatku percaya diri berkata seperti itu. Karena aku adalah kekasih salah satu dari kelima belas namja tampan dan berbakat itu. Kekasihku adalah main dancer dan juga rapper di group, memang ada beberapa member yang berposisi sama, Eunhyuk, Donghae, dan Shindong memiliki ciri-ciri itu. Oh, tunggu, kalian pasti tahu Shin Donghee sudah memiliki calon istri, jadi pengecualian untuk big bro satu itu. Jadi yang pasti salah satu di antara EunHae couple. Baiklah, aku tidak akan bertele-tele lagi, kekasihku adalah Lee Hyukjae. Jadi jika para ELF sangat senang melihat Eunhyuk dan Donghae melakukan fanservice ketika mereka sedang di depan kamera, maka posisi yang ditempati Donghae pada kenyataannya adalah milikku. Hubungan kami sudah berjalan lebih dari setengah tahun, tapi tidak banyak orang yang tahu, hanya keluarga kami dan tentu saja keluarga besar SM entertainment, manajemen yang menaungi super junior. Seperti kebanyakan artis, kami semua sudah cukup pandai dan terlatih untuk menjalin hubungan diam-diam di belakang publik. Memang sekali-kali kami akan dengan sengaja memposting beberapa foto bersama di akun pribadi, dengan begitu para fans justru akan berkomentar seperti “Jadi selama ini kalian bersahabat…” atau “Wah, Eunhyuk oppa dan Shinhye-ssi terlihat akrab”. Sekali-sekali memperlihatkan kebersamaan yang wajar akan membuat fans berspekulasi lebih baik, sementara terus sembunyi-sembunyi justru akan mendatangkan malapetaka jika sekali waktu ada yang mengetahuinya. Hari ini aku harus menjalani sesi pemotretan untuk sebuah brand pakaian ternama, dan lagi-lagi aku dipertemukan dengan member Super Junior. Kali ini hanya satu orang, bukan Choi Siwon sang super model, bukan juga kekasihku, tapi sahabatnya, Lee Donghae. Aku memang tidak pernah memanggil Eunhyuk dengan sebutan oppa walaupun usiaku jauh lebih muda darinya, dan itu juga berlaku pada Donghae yang merupakan sahabat terdekatnya, mereka seperti saudara kembar saja. Bahkan terkadang aku menggunakan banmal ketika berbicara dengan mereka. Aku suka melihat Eunhyuk sering kali protes dan memintaku untuk memanggilnya oppa, wajah kecewanya karena permintaannya tidak pernah kukabulkan terlihat lucu di mataku.

“Morning, Hae.” Sapaku begitu sampai di lokasi dan melihatnya sedang berbincang bersama pengarah gaya kami.

Donghae mengangguk dan tersenyum tipis. Aku mengernyitkan kening. Tidak biasanya dia seperti itu, biasanya begitu melihatku dia akan langsung heboh mengajakku bercanda atau menggoda Eunhyuk. Mungkin dia sedang lelah, aku tahu saat ini Super Junior sedang berada di saat-saat melelahkan karena sedang dalam masa promo album ke lima mereka. Dan semua juga pasti tahu Donghae baru saja mengalami cedera saat syuting sebuah acara games olahraga di salah satu stasiun tv swasta. Mungkin kondisinya masih belum pulih benar dan itu mempengaruhi moodnya.

“Kita akan mulai dua menit lagi! Semua segera bersiap di posisi masing-masing!” seru sang director begitu aku dan Donghae sudah siap dengan make up dan pakaian kami. Aku segera menghampiri Donghae yang sudah berada di salah satu sisi ruangan dengan background berwarna putih terang.

“Happy birthday, Hye-ya.” ucapnya datar begitu melihatku berjalan mendekatinya, namun dia masih bersedia melebarkan tangannya. Yeaah, hari ini memang adalah hari pertama usia 20 ku. Semalam Eunhyuk sudah mengucapkan selamat sekaligus permintaan maaf karena tidak bisa merayakannya tepat waktu lewat video call. Begitu juga dengan member super junior yang lain.

“Thanks, Hae.” Kuterima pelukannya beberapa detik, “Kau member pertama yang mengucapkannya secara langsung.” Kataku.

“Mungkin Eunhyuk belum bisa menemuimu dan merayakan ulang tahunmu dalam hari-hari ini.” Kata Donghae sambil menatapku dengan sepasang mata bening dan teduhnya yang entah kenapa hari ini terlihat sedikit lebih redup.

“Arasseoyo.” Jawabku pasrah. Sudah hampir satu minggu ini aku tidak bertemu dengan Eunhyuk karena kesibukan kami, dan sepertinya aku harus menunggu lebih lama lagi.

“Sepertinya hari ini makan siang kita akan disponsori oleh model wanita kita.” Aku tersenyum mendengar celetukan director kami, “Baiklah, kita mulai sekarang!”

Akhirnya kami dibiarkan berpose secara alami beberapa kali. Kami juga harus berganti pakaian beberapa kali.

“You’re different today, Hae-ya.” kataku ketika kami sedang istirahat makan siang, dan mau tak mau memang akhirnya aku harus mentraktir semua kru.

“Really? Apanya yang berbeda?” sahutnya datar.

“Bahkan detik inipun kau bersikap tidak seperti biasanya. Kenapa tiba-tiba hari ini kau begitu dingin dan pendiam? Apa ada masalah?” tembakku jujur.

“Benarkah? Mungkin aku hanya lelah.” Jawabnya singkat.

“Kau tidak seperti ini kalau sedang lelah.” Sahutku cepat, “Hey, jangan bilang kau sedang merencanakan sesuatu dengan Eunhyuk. Kau berpura-pura marah padaku dan membuatku kebingungan dan akhirnya semua itu hanya tipuan untuk memberiku surprise party, benar kan? Aah… kalian tidak akan bisa menipuku.” Tebakku.

Donghae tersenyum kecut dan menatapku, “kau pandai berimajinasi. Tapi sayangnya Eunhyuk tidak pernah menyuruhku untuk berpura-pura marah padamu.” Jawabnya dan langsung beranjak meninggalkanku untuk mengganti pakaiannya dengan kostum lain karena pemotretan akan dilanjutkan sebentar lagi.

“Aduh… lalu ada apa denganmu??” seruku kesal mendapatinya mengabaikanku. Akhirnya aku dan Donghae menjalani sepanjang sesi pemotretan tanpa percakapan yang berarti. Ada apa sih dengan orang itu? Kenapa dia seperti menjauhiku? Jangan-jangan sekarang dia benar-benar mulai menyukai Eunhyuk seperti yang sering kubaca di fan fiction Super Junior makanya dia tidak suka melihatku. Aissh!! What’s with your mind, Yoo Shinhye?!!

Kuketuk-ketuk kepalaku sendiri dengan gemas.

“Hey, Hae-ya! Talk to me…” rengekku begitu kami hanya berdua di ruang tunggu seusainya pemotretan, para kru yang lain sedang sibuk membereskan peralatan di dalam.

“What should we talk about?” sahutnya sambil sibuk menggeser-geser tampilan iPhone-4nya.

“At least look at me!” seruku kesal karena dia bahkan tidak melihatku sama sekali. “Apa kau menyukaiku, huh?” cecarku tiba-tiba tanpa pikir panjang.

Donghae sedikit terjingkat dan langsung menoleh padaku, “What?!” serunya.

“O.o” Oh, well, aku tidak sempat berpikir panjang dengan pertanyaan bodohku tadi, “Kenapa kau bersikap seperti sedang punya masalah denganku begitu?” tanyaku mencoba menyelamatkan diri.

Donghae tertawa kecil, “Apa itu berarti aku menyukaimu?” tanyanya balik.

“Kalau begitu katakan ada apa. Kau bersikap seperti sedang menyukai kekasih sahabatmu saja. Kita kan sudah dekat, Hae, ceritalah padaku jika ada masalah.”

“Tapi aku tidak bisa menceritakan masalah ini padamu.” Katanya kembali bersikap dingin.

Aku benar-benar bingung dengan orang ini. Lee Donghae yang selama ini kukenal adalah orang yang polos dan kekanakan, bukan orang yang serius dan dingin seperti ini, “Why not?”

“Karena kau tidak perlu mengetahuinya.”

“Kenapa? Jika aku tidak boleh mengetahuinya, berarti masalah itu ada hubungannya denganku. Benar kan?”

Donghae menghela napas keras.

“Lee Donghae please! Apa ini berhubungan dengan Eunhyuk? Ada apa dengannya?”

Donghae menatap tajam kedua bola mataku bergantian mendengarku menyebut nama Eunhyuk.

“Jadi benar yang kukatakan? Tentang Eunhyuk? Ada apa dengan kalian? Jangan membuatku mati penasaran, Lee Donghae!!” desakku.

“Benar! Ini memang tentang Eunhyuk!” seru Donghae cepat dengan nada meninggi melihatku mencecarnya, “bukan antara dia denganku, tapi antara dia denganmu!”

“Apa?!”

Donghae tak sampai melanjutkan semuanya karena tiba-tiba ada panggilan masuk. Dia menyingkir beberapa langkah dariku untuk menerima panggilan itu. Membiarkanku melanjutkan ketidak mengertianku dengan apa yang dikatakannya. Apa mungkin apa yang kupikirkan tadi benar? Bahwa dia memang menyukaiku, atau bahkan dia menyukai Eunhyuk… Ya ampun! Aku harus memberi Lee Donghae itu pelajaran karena membuat pikiran konyolku menjadi-jadi seperti ini.

“Rumah Sakit?! Astaga!”

Aku tersentak mendengar Donghae setengah berteriak menyebut-nyebut rumah sakit. Ada apa dengan Rumah sakit? Oh, tidak, itu pertanyaan bodoh. Untuk apa aku menanyakan kabar rumah sakit? Jadi, apa ada yang sakit? Oh c’mon, Yoo Shinhye, hentikan otakmu melontarkan pertanyaan bodoh seperti itu. Jika sudah berhubungan dengan rumah sakit, tentu saja ada orang yang sakit di sana. Dan masalahnya, siapa?

“Baiklah, aku ke sana sekarang.” Donghae menutup teleponnya dan segera beranjak namun terhenti karena kusambar lengannya cepat.

“Kau mau ke mana? Kau masih berhutang penjelasan padaku, Lee Donghae!” seruku kesal melihatnya mau pergi begitu saja, “Ada apa dengan kau, Eunhyuk, dan aku?! Dan siapa yang sakit, siapa yang di rumah sakit?”

Donghae berbalik menghadapku dan lagi-lagi menghela napas keras, “Shinhye-ya tidak ada waktu untuk menjelaskan padamu!”

“Jadi kau mau membiarkanku mati penasaran di sini?!!” teriakku semakin kesal.

Donghae terlihat memejamkan matanya sebentar, tampak emosi, mengatur napas dan menimbang-nimbang apa yang akan dikatakannya, “Baiklah jika kau memang ingin tahu. Yoo Shinhye. Kau benar, sesuatu memang sedang terjadi pada Eunhyuk. Sekarang kuberitahu kau bahwa kekasihmu itu selama ini sakit parah dan hampir mati.” Katanya berusaha keras menahan suara dan emosinya.

“What?” Aduh! Jantungku. Sial, Lee Donghae itu membuat jantungku nyaris berhenti saja. “apa maksudmu?” tanyaku tidak mengerti.

“Kau tidak tahu apa yang selama ini terjadi pada Eunhyuk, Shinhye-ya. Oh, biar kuralat, Eunhyuk memang tidak pernah membiarkanmu mengetahuinya, tapi sekarang kau harus tahu, bahwa kekasihmu itu selama ini tidak sekuat yang kau lihat. Eunhyuk selama ini menderita penyakit parah dan berjuang untuk hidup, semua itu tanpa sepengetahuanmu dan siapapun. Hanya kami yang selama ini tinggal bersamanya yang mengetahuinya.”

Tidak. Ini tipuan. Donghae sedang membohongiku. “Kau… sedang… berbohong, kan? Eunhyuk, sakit apa?” tanyaku terbata-bata.

Donghae tersenyum sinis, “untuk apa aku membohongimu? Tidak ada gunanya. Eunhyuk menderita kanker hati keturunan dan baru saja penyakitnya kambuh dan semakin parah. Kau tidak percaya padaku?”

Kini aku yang tersenyum sinis, “Kau jangan menipuku, Lee Donghae. Aku tidak sebodoh itu, aku tahu kanker hati bukan penyakit keturunan. Lagi pula, kau sendiri tahu kan semua keluarga Eunhyuk sehat-sehat saja, tidak ada yang menderita penyakit itu. Apa ini benar-benar tipuan untuk ulang tahunku?” aku tertawa kecil membayangkan rencana mereka untuk mengerjaiku akan gagal total.

Donghae menatapku beberapa detik sebelum menjawab, “Sudah kuduga kau memang tidak mengerti Eunhyuk. Kau bahkan tidak tahu riwayat keluarganya. Kanker hati memang bukan penyakit keturunan, tapi penyakit yang menyebabkan kanker itu bisa saja merupakan penyakit keturunan. Orang tua Eunhyuk memang baik-baik saja, tapi asal kau tahu, penyakit itulah yang menyebabkan kakek Eunhyuk, ayah dari ibunya, meninggal sepuluh tahun lalu. Ibu Eunhyuk memang tidak menderita penyakit itu, tapi dia memiliki gen pembawa penyakit itu dalam darahnya, dan sialnya penyakit itu menurun pada anak laki-lakinya, Lee Hyukjae. Kurasa kau cukup pintar untuk mengerti bagaimana penurunan penyakit genetik itu. Jadi, apa kau masih berpikir aku sedang menipumu?” tanyanya sarkastis.

DANG! Seperti ada palu besar yang menghantam kepalaku mendengar betapa masuk akalnya penuturan Donghae, “tapi… selama ini, Eunhyuk terlihat baik-baik saja.”

“Tentu saja. dia tidak berhenti mengkonsumsi obatnya. Dia begitu energic di depan kamera dan juga di depanmu, bahkan semua orang tahu dia adalah penari utama yang hebat di super junior. Tapi tidak ada yang tahu apa yang selalu terjadi setelahnya, keadaannya akan langsung memprihatinkan begitu kelelahan dan tiba di dorm. Tapi dia tidak pernah menyerah, dia selalu memaksa tubuhnya untuk bekerja keras menghibur para fans dan juga kau. Sementara orang yang disenangkannya tidak pernah tahu apa yang selama ini menimpanya. Dan beberapa hari belakangan ini keadaannya sering memburuk seiring dengan kesibukan kami untuk promo album kelima ini. Maka dari itu dia tidak bisa menemuimu. Aku selalu berpikir Eunhyuk itu begitu picik, tidak pernah membiarkan kekasihnya turut merasakan penderitaannya. Dia selalu melindungimu, melarang kami semua memberitahumu karena tidak ingin kau menghawatirkannya. Itulah mengapa aku merasa kesal. Aku tidak kesal padamu, Shinhye-ya, tapi begitu melihatmu, aku akan langsung teringat bagaimana bodohnya cara Eunhyuk mencintaimu. Itulah mengapa aku bersikap dingin padamu.”

Lututku lemas. Aku jatuh berjongkok di depan Donghae dan tiba-tiba tersadar aku tengah terisak, “Tidak mungkin…”

“Sekarang Eunhyuk akan dioperasi di rumah sakit Seoul tempat nunanya bekerja.” Lanjut Donghae dan langsung meninggalkanku sendirian.

Tidak! Astaga! Ini tidak benar. Semua ini tidak benar. Kenapa tiba-tiba seperti ini? Mana mungkin semua ini terjadi pada kekasihku? Seorang Eunhyuk, Super Junior Eunhyuk.

Aku tidak boleh membuang waktu terlalu lama. Aku beranjak dan berniat mengejar Donghae, tapi orang itu sudah menghilang saja. akhirnya aku berlari ke jalan raya dan menghentikan sebuah taxi, mendesak pengemudinya untuk secepat mungkin membawaku ke Rumah Sakit Seoul, tempat yang sama di mana Sora eonni, kakak perempuan Eunhyuk yang merupakan seorang dokter bekerja.

“Nona Shinhye, silahkan naik ke lantai tiga.” Kata seorang perawat di bagian resepsionis ketika aku bertanya di mana ruang operasi tempat Eunhyuk berada. Tidak mau membiarkan pikiranku semakin kalut dengan berdiri diam di dalam lift, aku langsung berlari menaiki tangga sekuat tenagaku. Aku terengah begitu sampai.  Kulihat lebih dari lima orang petugas keamanan berdiri berjajar tak jauh dari tempatku. Kupikir tidak ada yang boleh mendekati ruang operasi itu melihat siapa yang berada di dalamnya, itulah mengapa ada banyak petugas keamanan di sini.

“Nona Shinhye, ruang operasi berada di sebelah sana,” seorang petugas keamanan langsung memberitahuku tanpa kutanyai sambil menunjuk lorong panjang di depanku. Aku berjalan cepat menyusuri lorong itu sampai ujung dan mendapati lorong panjang lagi di sebelah kiriku, aku menoleh ke kanan dan akhirnya melihat wajah-wajah yang sangat kukenal, member super junior, para manajer, dan Sora eonni. Aku berjalan dengan langkah berat menghampiri mereka semua. Tak peduli jika air mataku masih bercucuran membuat make upku berantakan. Kulihat lampu di atas pintu ruang operasi tidak menyala. Apa operasinya sudah selesai? Tidak ada tangisan, juga tidak ada ekspresi kelegaan. Jadi, apa yang terjadi?

“Apa.. operasinya, sudah selesai?” tanyaku tanpa bisa mengendalikan detak jantungku yang menggila.

Sora eonni langsung memelukku dan membelai lembut rambutku, “Shinhye-ya… Operasinya… Eunhyukie….”

Duniaku seperti tiba-tiba runtuh demi mendengar Sora eonni menggantung kalimatnya. Apa maksudnya? Eunhyukie kenapa? Aku menatap sekeliling. Melihat semua menundukkan kepala, melihat Teukie oppa membenamkan wajahnya di kedua telapak tangannya, melihat Yesung oppa berpelukan dengan Ryeowook oppa, melihat Yongsun oppa salah satu manajer mengusap-usap punggung Donghae yang berdiri membelakangiku menghadap pintu ruang operasi seperti sedang memberinya kekuatan. Aku memaksa otakku untuk tidak berpikir macam-macam. Tapi gagal. “Tidak mungkin!” Jeritku sambil melepas pelukan Sora eonni. Aku langsung menyerbu pintu ruang operasi dan menggedor-gedornya, “Eunhyuk-ah! Jawab aku! Aku tahu kau ada di dalam, jawab aku!” teriakku.

“Shinhye-ya ini rumah sakit, jangan seperti ini.” Aku mendengar salah satu oppa menyuruhku untuk tidak membuat keributan, aku bahkan tidak bisa mengenali itu suara siapa karena terlalu kalut.

“Keluarkan Eunhyuk dari sana! Eunhyuk-ah keluar!” lanjutku tak peduli, “Eunhyuk-ah, keluarlah, katakan ini semua tidak benar. Katakan ini semua hanya mimpi. Kalau memang bukan permainan untuk ulang tahunku, katakan ini hanya April fool!” racauku absurd karena sudah jelas ini bukan bulan April. Tapi sungguh aku berharap Eunhyuk tiba-tiba keluar dari pintu itu dan berteriak ‘April fool!’ padaku. Aku merosot terduduk di lantai dan tidak bisa mengendalikan air mataku, “Apa yang harus kulakukan? Kenapa semua seperti ini?” isakku pelan karena putus asa, “Eunhyuk-ah kenapa kau tidak pernah mengatakan semuanya padaku, bodoh? Kenapa kau diam saja? Aku tidak sedang menghawatirkan orang lain, aku menghawatirkan kekasihku sendiri, apa itu salah? Seharusnya kau memberitahuku. Sekarang apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan agar kau kembali? Akan kulakukan apa saja asal kau kembali, Eunhyuk-ah. Apa perlu aku harus memanggilmu oppa nanti? Apa aku juga harus memanggil Donghae seperti itu? Akan kuturuti semua permintaanmu, sekarang kumohon keluarlah dan katakan semua baik-baik saja. Kumohon…”Aku diam dan terisak sendirian selama beberapa saat. Semua orang juga diam, mungkin juga tidak tahu harus melakukan apa. Sampai tiba-tiba pintu ruang operasi terbuka. Aku yang masih di lantai mendongak dan hanya mendapati kegelapan. Kemudian seseorang memelukku pelan dari belakang.

“I’m alright, everything’s alright, honey.” Aku mengenali suara itu. Aku menoleh dan mendapati wajah kekasihku yang sedang tersenyum kecil berjarak tak sampai sejengkal dari wajahku sendiri. Apa ini mimpi?

“Eun…hyuk-ah. Kau…Eunhyukku?” tanyaku tak percaya.

“Tentu saja.” jawabnya cepat kemudian kedua telapak tangannya memegang kepalaku dan memutarnya kembali menghadap ke depan. Aku terjingkat mendengar suara ledakan yang bersamaan dengan lampu di dalam ruang operasi yang tiba-tiba menyala terang dan suara-suara berisik di sekitarku.

“Saengil chukahamnida… saengil chukahamnida… saranghaneun uri Shinhye. Saengil chukahamnida…” semua orang bernyanyi dan bertepuk tangan sambil mendorongku masuk ke ruangan operasi yang entah sejak kapan peralatan medisnya berubah menjadi balon-balon dan kertas-kertas berwarna-warni serta kue ulang tahun besar, sementara aku masih belum pulih dari keterkejutanku.

“Ige mwoya?” gumamku pelan dan hanya mendapat tawa meledak di sekitarku sebagai jawaban.

“SURPRIIISE!!” teriak mereka semua bersamaan.

“Stupid Shinhye!!” Seru Donghae sambil tertawa dan mengacak rambutku, “astaga, aku tidak menyangka kau semudah ini tertipu, hahahaha…” dia tertawa begitu keras sampai terbungkuk-bungkuk.

“WHAT?”

Eunhyuk merangkulku dengan sebelah tangannya, “honey, apa kau percaya begitu saja dengan Donghae yang mengatakan aku sakit parah? Well, kalaupun hatiku memang sakit, itu pasti karena sudah tidak mampu menampung cintaku padamu, bukan karena penyakit genetiklah, apa lah. Seharusnya kau lebih pintar dari Donghae.” Kata Eunhyuk sambil menyentuh ujung hidungku dengan telunjuknya.

“Jadi kalian membohongiku?” tanyaku tidak percaya. Rasanya air mataku sudah hampir tumpah lagi mengetahui semua ini ternyata benar seperti apa yang sempat kupikirkan, bahwa semua ini hanya jebakan.

“Missiooon…. Succeeesss!!” mereka semua kembali berteriak kompak.

“Ya! Yoo Shinhye, dasar bodoh. Kalau ada penyakit dalam hati Eunhyuk hyung, tidak mungkin kan kau tidak tahu. Kalau memang benar dia menderita kanker hati, seharusnya seluruh tubuhnya sudah menguning dari dulu, bukan hanya rambutnya itu saja yang mendadak jadi sangat kuning.” Celetuk Kyuhyun oppa sang maknae membuat semua orang tergelak sementara aku hanya kembali menangis kesal. Seharusnya aku lebih mempercayai diriku yang dari awal menganggap ini semua memang hanya jebakan.

“Shinhye-ya, ada video call untukmu, dari Heechul hyung dan Kangin hyung. Kangin hyung mengunjungi Heechul hyung di nonsan camp hanya untuk mengucapkan selamat padamu, terimalah! Waktunya dibatasi, mereka tidak punya banyak waktu untuk memakai ponsel!” seru Siwon oppa heboh sambil menyerahkan sebuah ponsel padaku.

“Tidak mau! Aku tidak mau! Aku kesal pada kalian!” seruku masih terisak-isak.

“ADIK IPAAR!” aku mendengar suara Heechul oppa dan Kangin oppa dari ponsel di tangan Siwon oppa yang dihadapkannya padaku, detik berikutnya mereka menyanyikan lagu ulang tahun untukku dengan nada menghentak-hentak seperti lagu militer. Kuakui itu lucu sekali.

“Wah, hyungdeul! Kalian berdua berhasil membuat Shinhye tersenyum juga akhirnya!” seru Eunhyuk pada kedua hyungnya di seberang.

“Shinhye-ya, sudah jangan marah lagi.” Kata Kangin oppa, “Aigoo! Make upmu berantakan, Yoo Shinhye!” teriak Heechul oppa.

“Kenapa kau masih sempat memperdulikan make up kekasihku sih.” Gerutu Eunhyuk.

“Ah, sial. Waktunya sudah habis. Kita terlalu lama bernyanyi, hyung.” Umpat kangin oppa. “Ya, Eunhyuk-ah! Jaga kekasihmu baik-baik. Dan ingat, walaupun kau sudah memiliki kekasih, tapi kau tidak boleh menikah mendahului para hyungmu!” sahut Heechul oppa membuat kami semua tertawa. Tak lama kemudian sambungan terputus setelah dia mengatakan akan memberiku hadiah setelah dia selesai menjalani empat minggu masa pelatihannya di nonsan. Kenapa sebentar sekali? Kuakui aku sangat rindu dengan dua orang yang sedang menjalani wajib militer itu, pasti para member dan penggemar mereka juga merasakan hal yang sama.

“Bagaimana kalian bisa melakukan semua ini?” tanyaku heran melihat bagaimana mereka membuat surprise party di rumah sakit.

“Kenapa tidak, kan ada dokter Lee Sora di sini.” Jawab Sora eonni menunjuk dirinya sendiri, membuat semua orang mencibir, “kau tahu, aku harus memindahkan semua pasien di beberapa ruangan di sekitar ruang operasi ini agar mereka tidak terganggu, lalu meminta petugas keamanan untuk berjaga agar tidak ada yang tahu bahwa ada Super Junior yang sedang menggelar pesta di rumah sakit ini. Ya Tuhan, ini adalah hal tergila yang pernah kulakukan. Kalau saja bukan karena Eunhyukie ini…” Sora eonni tertawa mengingat perbuatannya sendiri sambil mengacak rambut pirang terang adiknya. “baiklah, bagaimana kalau kita mulai saja pestanya sekarang!” Semua serentak mengiyakan, mereka kembali bernyanyi untukku dan menyuruhku untuk segera memotong kue.

“The first piece for my crazy boy.” Kataku seraya menyerahkan potongan kue pertamaku pada Eunhyuk.

“Thanks, my poor girl, I love you so bad.” Katanya kemudian memberiku pelukan dan kecupan ringan di bibir dan keningku, “Sepertinya tadi ada yang berjanji akan memanggilku oppa.” Sindirnya kemudian.

Kukerutkan keningku dan menatapnya tajam, “Tidak mau! Aku kan tidak tahu kalau sedang kalian bohongi.” Jawabku ketus.

“Hey, tapi aku tidak sepenuhnya berbohong,” Sela Donghae, “Kakek Eunhyuk memang meninggal karena kanker hati, walaupun penyakit itu memang sama sekali tidak menurun pada Ibu Eunhyuk atau siapapun. Dan ketika kubilang keadaan Eunhyuk akan langsung memprihatinkan begitu tiba di dorm, itu juga benar. Dia memang begitu memprihatinkan kalau sedang kelelahan, dia akan langsung terjatuh di sofa dan tertidur, dan yang paling memprihatinkan dia akan mengigau dengan menyebut-nyebut namamu. Oh, dia memang sangat memprihatinkan.” Katanya polos sambil menggeleng-gelengkan kepalanya membuat semua orang tertawa. Orang itu sudah kembali menjadi si tampan Lee Donghae yang polos.

Eunhyuk tersenyum dan mengangguk padaku, “Dan aku juga tidak pernah berhenti mengkonsumsi obatku. Karena obatku adalah dirimu, you’re my drug and vitamin, honey.”

“Haatchiiw!” Aku pura-pura bersin dan membersit hidungku, “Oh, you know right, I’m allergic to bullshit.” Semua orang kembali tergelak, akupun tidak sanggup menahan diriku untuk tidak tersenyum geli melihat bagaimana kekasihku memanyunkan bibirnya kecewa.

“Oh, ayolah… Tapi kau kan sudah janji.” Rengeknya memaksa.

“Aku hanya akan memanggilmu oppa jika kita sudah menikah nanti.” Tegasku mempermainkannya.

“Apa? Oh, baiklah kalau itu maumu. Kalau begitu kita menikah saja sekarang. Ya! Siwon-ah! Aku ingin kau menikahkanku dengan Shinhye sekarang juga, pastor Siwon!”

LOOL 😀

 

YYYYYTHE ENDYYYYY

 

5 responses to “[Lomba FF] Tell Me It’s April Fool (25)

  1. Ping-balik: jaket fila membuat gaya sportymu makin terpancar. | Toko Online Terbesar & Terbaik·

  2. Ping-balik: Jaket Bisbol untuk Gaya Rertro | Toko Online Terbesar & Terbaik·

  3. Ping-balik: model jaket adidas bisa kamu kenakan kapanpun dan dimanapun | Toko Online Terbesar & Terbaik·

  4. Hey yang bikin ff ini ! Haahha suka banget,, suka bahasanya, suka gaya percakapannya, suka beberapa adegannya. Bayangin heechul kangin teriak ADIK IPAR, kok itu jadi adegan favorit ya? Haha gak nyangka beneran dikerjain . FF bagus gini yang komen secuil, palingan habis baca terus pergi tanpa ninggalin jejak .ohh teganya kalian.. Ff u yang lain ada ? Mau donk

Tinggalkan komentar