[Korean Fanfiction] Whether I Hate You Or Not (chapter 2)

Title                       : whether I hate you or not

Author                  : Kim Sae na a.k.a Devi

Rating                   : PG13/NC17/Straight/Series/On Writing

Genre                   : Romance/Angst/Tragedy/Family/Life

Cast                       :

Main Cast            : Super junior – Lee Donghae

Kim Yoonmi

Kim Saena a.k.a Choi Saena

Kim Yoonhee

Other cast           : SHINee – Choi Minho

SS501 – Kim Hyun joong

Super junior – Cho Kyuhyun

Disclaimer           : Super junior are belong to God,SM Entertaiment,and their parents

SS501 Kim Hyun joong is belong to God,DSP Entertaiment,and his parents.

SHINee Choi Minho is belong to God.SM Entertaiment,and his parents.

It’s just for fun. Please don’t sue me. This story is mine.

Don’t take this fanfic without permission from me. If you want to take this fanfic.

Please take with full credit.

Warning               : Lolicon,a little bit violence and NC

 

A.N : Annyeong semua 😀

saya kembali lagi membawa chapter 2nya

sekali lagi maaf menunggu lama dan masih banyak typo berserakan di sana sini

hehheheheehehe :p

saya ingin memberitahu bahwa chapter 5 whether itu adalah awal konflik utamanya 

jadi Fanfic ini masihhhhh lama banget tamatnya

sekalian saya juga mau promosi blog nih soalnya blog saya masih sepii banget 

kalo ada waktu mampir ya : http://saena79.wordpress.com/

oke daripada makin gajelas omongan saya ini,silahkan menikmati chapter 2 nya 

gomawo *bow

Chapter 2

Brakk!

Semua map dan file berjatuhan ke lantai ruangan kerja seorang namja. Namja itu memandang garang ke arah beberapa orang yang berdiri di hadapannya. Ekspresi tegang muncul dari wajah orang-orang itu. Mereka semua merasa takut menghadapi kemarahan yang akan muncul dari namja itu.

“ Sudah berapa lama kalian bekerja di sini? HUH? Hanya sampah seperti ini yang bisa kalian hasilkan?” Suara namja itu menggelegar di ruangan yang sunyi karena tidak ada yang berani membuka mulutnya untuk berbicara.

“ Kalian semua adalah lulusan terbaik dari Drxra.Tapi yang kalian hasilkan hanya bisa seperti ini? Ini semua tidak berarti…”

“ Mianhaeyo,tuan,kami akan bekerja lebih keras lagi. Berikan kami kesempatan satu kali lagi.” salah satu diantara mereka memberanikan diri untuk berbicara.

“ Kesempatan? Kalian tahu.. Kita tidak mempunyai banyak waktu! Harusnya desain untuk musim depan sudah kita produksi. Tapi karena hasilkerja kalian seperti ini,kita belum memproduksi 1 desain pun. Keterlambatan dalam produksi akan menimbulkan kerugian besar pada perusahaan.”

Setelah beberapa saat ruangan diliputi perasaan tegang. Namja yang terkenal dengan karisma dan wibawanya itu mulai tenang dan menyuruh para desainernya keluar. Kemudian ia menelungkupkan wajahnya di atas meja.

Tok Tok Tok

“ Masuk.” namja itu merapikan kemejanya yang kusut dan memasang tampangnya yang berwibawa. Menunjukkan tampang seorang direktur yang berkarisma tinggi.

“ Hahahhaaa, Lee Donghae,membosankan seperti dulu.” sebuah suara berhasil membuat raut wajah namja itu berubah.

“ Eunhyuk.. Sudah lama sekali kita tidak bertemu? Hahahha.. Kau tidak banyak berubah.”

“ Kau juga.. Aku yakin kau belum mendapatkan yeojachingu kan?” namja berambut kuning yang dipanggil Eunhyuk tertawa,menunjukkan sederetan gigi putihnya.

“ Aku tidak memikirkan soal itu.”

“ Donghae,ayolah sampai kapan kau akan melajang? Kau tidak berpikir untuk menikah? Kau tidak iri denganku? Aku sudah menikah dan sekarang bahagia dengan istri dan anakku.”

“Kau tahu setelah lulus kuliah,aku meneruskan usaha appaku,dan aku memang tidak pernah berpikir akan menikah.”

“ Ini kesalahanmu. Memang tidak ada salahnya kau meneruskan usaha appamu. Tapi aku yakin appa dan ommamu memaksamu untuk menikah kan?”

“ Ne,tapi aku hanya mengatakan kalau aku belum siap dan memang itulah kenyataannya.Oh ya ada apa kau menemuiku? Tumben sekali.”

“ Hanya ingin menemui teman lama,memangnya kau sedang sibuk?”

“ Aku sedang pusing memikirkan desain musim depan. Entah mengapa desainer-desainer Shining Dream tidak mempunyai ide yang bagus untuk desain musim gugur.”

“ Relaks sedikit,hae-ah,kau bekerja terlalu keras.”

“ Bagaimana bisa aku tenang? Ini bisnis dan kami bisa rugi besar kalau sampai tidak memproduksi apapun untuk musim depan.”

“ Hmm… Bagaimana kalau kau datang ke acara Fashion Show?”

“ Fashion Show? untuk apa?”

“ Seorang teman kuliahku waktu di paris mengadakan Fashion Show untuk busana-busananya dan yang aku dengar dia  mengadakan ini untuk menarik perusahaan merekrutnya sebagai desainer. Namanya Chloe Kim. Dia salah satu cumlaude waktu kuliah dan pernah bekerja di sebuah perusahaan fashion terkenal Paris,sebelum ia kembali ke Korea dua tahun yang lalu.”

“ Euhh begitukah? Kenapa ia tidak meneruskan karirnya di Paris?”

“ Molla.. Mungkin ia ingin dekat dengan keluarganya di Korea.”

“ Kapan acaranya?”

“ Sekitar dua minggu lagi.Kau tertarik pergi bersamaku? Aku tidak pergi bersama Min young karena aku yakin ia akan cemburu. Hahahhaaa…”

“ Cemburu karena apa?”

“ Kau tahu kan kalau acara seperti itu modelnya cantik dan seksi?”

“ Dasar kau ini! Bahkan setelah menikah pun pikiran yadongmu tidak hilang.”

***

        “ Apa konsep yang kau inginkan untuk acara Fashion show kali ini,nona Kim?” seorang wartawa mewawancarai seorang yeoja dengan penampilan modis.

“Ini Korea dan bukan Paris,aku ingin membuat desain yang cocok untuk dipakai di sini. Tidak seglamour Paris,karena ini Asia. Tapi tidak juga menghilangkan unsure elegan yang ditampilkan.”

“ Lalu bukankah anda sudah kembali dari Paris dua tahun yang lalu? Kenapa baru sekarang anda akan menampilakn koleksi busana?”

“ Tadinya aku berpikir untuk membuat brand sendiri dengan aku sebagai desainer utamanya. Tapi aku menyadari kalau untuk melakukan tindakan seperti itu diperlukan resiko yang sangat besar,apalagi aku masih minim pengalaman dalam mendirikan perusahaanku sendiri.Jadi aku memutuskan akan bergabung dengan salah satu perusahaan yang mau mengorbitkan desain milikku.”

“ Jadi ajang Fashion Show ini adalah salah satu cara yang akan kau gunakan untuk menarik perusahaan yang akan merekrutmu?”

“ Ne,seperti itulah.”

“ Lalu bagaimana dengan koleksi anda? Apakah anda mempunyai warna khusus yang membedakan busana rancangan anda dengan  rancangan desainer lulusan Paris lainnya?”

“ Sejujurnya tidak banyak yang berbeda yang akan aku tampilkan pada desain-desainku. Aku hanya berusaha membuat karyaku lebih berseni dengan menonjolkan karakteristik pemakainya. Sehingga membuat baju yang mereka kenakan seolah-olah adalah bagian dari diri mereka dan bukan hanya sebagai pakaian penutup tubuh biasa.”

“ Unik sekali daya pemikiran anda. Kali ini saya ingin menanyakan kehidupan pribadi. Umur anda sudah mencapai usia yang matang untuk menikah. Bukankah begitu?”

“ Ne,lalu?”

“ Apakah anda tidak pernah berpikir untuk mencari pasangan hidup?”

***

        “ Noona..”

Saena tidak bergerak sama sekali,bahkan saat dipanggil berkali-kali oleh Minho pun Saena tidak memperdulikan sama sekali.Ia hanya diam dan larut dalam pikirannya sendiri. Minho mulai kesal karena noonanya tidak menggubris panggilannya. Ia melangkah mendekati Saena dan memeluknya dari belakang.

“ ARGHHHHHH..”

Bugh!

Minho meringis dan memegang pipinya yang membiru karena tonjokan maut Saena. Sedangkan yang melakukan perbuatan kriminal itu hanya diam dan setelah tersadar ia buru-buru mengusap pipi adiknya yang memar karena perbuatannya.

“ Mian..Mianhaeyo,Minho-ah..Kau membuat aku kaget,jadinya seperti ini kan?” Saena mengusap pipi mulus Minho yang sekarang bertambah hiasan kebiru-biruan.

“ Noona,ada apa?” Minho memandang Saena dengan tatapan lurus dan menghujam. Membuat Saena tidak berani menatapnya.

“ Ahhh Aniya.. Sini biar aku obati.” Saena menarik tangan Minho duduk di kasurnya. Kemudian ia melangkah keluar untuk mengambil kotak P3K.

“Noona,kau jangan berbohong,kau tidak mempunyai bakat untuk itu.”

“ Aku hanya memikirkan tugas akhir dari seongsaenim.” Saena berusaha menutupi semuanya dari adik tersayangnya itu.

Entah mengapa tiba-tiba rasa benci muncul dalam hatinya. Setelah mengetahui bahwa ia tidaklah lebih dari seorang anak angkat di keluargai Choi. Saena merasa terbuang dan rasa irinya sebagai manusia normal muncul. Ia merasa iri dengan Minho yang mendapat perlakukan bak pangeran di rumahnya sedangkan ia hanya sebagai upik abu.

“ Memang ada tugas apa?”

“ Ahhh biasalah tugas yang sulit untukku. Hehehehehe.. Tapi aku pasti bisa mengerjakannya.”

Adilkah itu untuk Minho? Ia hanyalah seorang anak yang beruntung lahir di keluarga ini. Anak yang tidak mengetahui apapun dan hanya karena ia anak kandung di sini,ia patut dibenci?

“ Noona,kalau ada masalah cerita saja padaku,aku siapa mendengarkan apapun keluh kesahmu.”

“ Ahh.. ne,gomawo,Minho-ah.”

“ Aku ini dongsaengmu,noona,sudah sepantasnya sebagai saudara kita saling membantu.”Minho mendekati Saena dan memeluknya. Kadang beberapa saat Minho merasa kalau ia kakak dan bukan adik. Karena sifat dan karismanya yang dewasa menutupi sifat lemah dan tak berdaya milik Saena.

***

Saena Pov

          “ Omonaaaaaaa..  Minho-ah,pipimu kenapa bengkak begitu?” Aku melihat omma mendekati Minho dan memegang pipinya. Omma memang terlalu mengkhawatirkan anak itu.

Tiba-tiba aku merasa takut. Bagaimana kalau omma tahu pipi Minho begitu karena ulahku? Apa aku akan dimarahi? Tubuhku seketika itu juga menegang,keringat dingin mengucur mulus dari wajahku. Aku meremas pisau dan garpu yang sedang kugunakan untuk sarapan.

“ Nan gwechana,omma,aku hanya kecelakaan kecil di kamar mandi tadi pagi. Aku terbentur pintu karena masih mengantuk.”

Minho berbohong? Demi aku? Demi menutupi kesalahanku.Aku memandangnya dan mengucapkan terima kasih lewat sorot mata. Minho hanya tersenyum tipis begitu mengetahui arti tatapanku.

“ Lain kali kau hati-hati. Memar seperti ini akan lama hilangnya.”

“ Hahahaha.. Tapi buktinya aku tetap tampan,omma.”

“ Tentu saja,kau memang yang paling tampan. Kau kan anak omma.”

Perih sekali mendengar kata-kata itu  meluncur dengan mulus dari mulut omma. Selama aku hidup omma jarang sekali memperkenalkan aku sebagai anaknya. Lalu aku ini siapa? Hanya makhluk tidak tahu diri yang menumpang? Hanya sebagai benalu di keluarga ini? Apa? Apa salahku sehingga hidupku harus seberat ini?

“ Aku sudah selesai..” Aku meletakkan garpu dan pisauku di piring dan mengambil tasku.

“ Omma,appa,aku berangkat dulu.Minho,aku menunggumu di mobil.”

“ Saena,sarapanmu belum habis.” Appa berkomentar saat melihat piringku masih terisi penuh,tidak kusentuh sama sekali.

“ Aku sedang tidak berselera,nanti aku akan makan di sekolah kalau aku lapar.”

“ Kau sakit,Saena?”

“ Aniya,appa..”

Appa memang sangat peduli padaku berbeda sekali dengan omma yang diam saja saat aku berpamitan. Hatiku terasa ditusuk lagi. Aku berbalik dan melangkah menuju pintu ruang makan.

“ Noona,kau kenapa? Kau masih tidak mau bercerita padaku?” Minho berusaha mengajakku berbicara ketika kami sudah berada di dalam mobil.

“ Aku.. Aku hanya ingin menyimpan ini untuk diriku sendiri,Minho,ini privasiku,aku ingin kau tidak mencampuri urusanku.” Aku berkata dengan nada ketus padanya. Ini pertama kalinya aku berkata dengan nada seperti itu padanya,bisa kulihat ekspresi kaget terpancar dari wajahnya.

“ Ne,aku ini dongsaengmu,noona,kenapa kau tidak percaya padaku?”

“ Minho,bagaimana kalau aku bukan noonamu?”

End of the pov

***

Yoonhee pov

“ Kau sudah memikirkan cara yang bisa kau pakai agar kau bisa mewawancarai appanya Minho itu?” Heejin menyikutku ketika aku sedang melamun.

Sejujurnya aku tidak tahu apa aku benar-benar bisa bertemu dengan direktur Choi,apalagi pengusaha seperti dia akan sibuk dan mungkin tidak mempunyai sedikit pun waktu untuk bertemu denganku. Paling-paling aku hanya akan bertemu dengan asistennya.

“Molla.. Lagipula tugas itu masih untuk 2 bulan lagi,untuk apa dipikirkan sekarang.”

“ Yaa! Kau ini.. walaupun masih untuk 2 bulan lagi,kita harus memikirkan konsepnya tahu.”

“ Aku tidak terlalu memikirkannya.. Ahh aku tahu! Aku akan meminta bantuan pada putranya saja.”

“ Minho maksudmu?”

“ Ne,siapa lagi?”

“ Hahahahaha.. Kau yakin bisa meminta bantuan padanya?”

“ Ne,walaupun ia terkenal dingin dan tidak bersahabat,aku yakin aku bisa menaklukannya. Kau meragukanku?”

“ Bukan begitu,tapi apa kau siap bersaing dengan yeoja-yeoja itu?” Heejin menunjuk segerombolan yeoja yang sedang asyik bergosip dengan dagunya.

Aku hanya memandang mereka sekilas,sebelum senyuman terkembang di wajahku. Yeoja seperti mereka bisa menaklukan Minho? Itu mustahil! Minho tidak akan menyukai yeoja seperti mereka.

“ Silahkan saja jika mereka mau bermimpi mendapatkan pangeranku. Tapi bisa aku jamin itu tidak akan pernah terjadi.”

***

        “ Annyeong,Minho-ah..” Aku muncul di hadapannya dan langsung menarik tangannya dari gerombolah yeoja kecentilan itu. Bisa kurasakan aura membunuh muncul dari mereka dan mereka akan menerkamku kapan saja,tapi apa peduliku?

“ A..Anyeong,noona,ghamsahamnida.” Minho membungkuk di hadapanku dan itu sukses membuatku tersenyum karena geli. Ada apa anak ini tiba-tiba berterima kasih padaku?

“ Kenapa kau tertawa,noona?” Ia memandangku dengan dua bola matanya yang indah itu.

“ Kau lucu sekali,kenapa kau berterimakasih padaku?”

“ Karena kau telah menyelamatkanku dari gerombolan noona itu,aku takut sekali,mereka seperti ingin menerkamku.”

“ Hahahahaha.. Pesonamu itu yang membuat mereka seolah ingin memakanmu. Makanya kau kurangilah pesonamu itu,kau tidak kasian pada mereka yang seperti kehabisan nafas saat melihatmu?”

“ Kalau aku bisa,aku akan menghilangkan pesona ini,noona,tapi sayangnya aku tidak bisa.”

“ Andwae!! Pesona itu yang membuatmu kelihatan bersinar,pangeranku.” Aku segera menutup mulutku setelah mengatakan hal itu. Bisa kulihat wajahnya sedikit memerah,sedangkan mungkin saja wajahku sudah seperti tomat saat ini.

“ Pa.. Pangeran?”

“ Euhmmm,sudah lupakan saja,Hahahahaha.. Kau pasti bingung kenapa aku membawamu ke sini. Jangan anggap aku menculikmu,Minho-ah, Aku hanya ingin meminta bantuanmu.”

“ Bantuanku?”

“ Ne,aku mendapat tugas akhir yang sulit dan aku rasa hanya kaulah yang bisa membantuku.”

“ Tugas apa,noona?”

“ Jadi untuk kelulusan kelas tiga ini,kami disuruh mewawancari pengusaha,dan kebetulan aku mendapatkan perusahaan appamu untuk kuwawancarai,tapi aku tahu appamu pasti sibuk dan mungkin dia tidak bisa menyediakan waktu untukku. Bisakah kau menanyakan pada appamu kapan ia punya waktu untuk kuwawancarai?”

“ Ahh,begitu,ne,aku akan menanyakannya pada appa. Kau tenang saja,noona,aku akan memabantumu sebisaku.”

“ Ahh Jinjjayo?”

“ Ne,kau bisa memegang janjiku,noona.” Minho memberikan padaku senyuman khasnya. Semudah ini ternyata berkomunikasi dengannya,kenapa aku tidak mencobanya dari dulu?

“ Gomawo,Minho,aku jadi tertolong.”

“ Cheonmanaeyo,noona..”

“ Ehh Chamkanman,Minho-ah,pipimu kenapa? Kau habis bertengkar.” Refleks aku memegang pipinya yang memang agak memar.

“ Ahh,Gwechana,noona,aku hanya terjatuh tadi pagi. Hahahahaha.. Kau orang kesepuluh mungkin yang menanyakan perihal memar di wajahku.”

“ Ne,itu karena aku peduli padamu,kau sudah seperti dongsaengku sendiri.”

“ Hahahahaha,aku memang anak yang manis,sehingga kau berniat menjadikanku dongsaengmu.”

“ Kalau bisa aku ingin lebih.”

“ Mwo?”

Aku tersadar karena salah bicara,aku hanya bisa tertawa untuk mengalihkan perhatiannya pada ucapanku.

“ Ahhh lupakan saja,Minho,aku ini orang yang sering salah bicara. Hahahahaha..” Aku tertawa garing,semoga saja Minho tidak ingat apa yang aku ucapkan.

“ Kau orang yang sangat menyenangkan,noona.”

End of the pov

***

Minho pov

“ Kenapa kau tersenyum-senyum sendiri seperti itu?” Saena noona menegurku yang sedang membaca buku pelajaran sambil tersenyum. Jujur saja kejadian tadi siang membuatku selalu teringat akan sosoknya yang berhasil membuatku seperti orang tidak waras.

“ Ahh,ani..” Aku berusaha memfokuskan pikiranku pada buku yang berada di depanku,tapi nyatanya sosok itu terus-menerus hadir dan membuatku selalu ingin tersenyum.

“ Kau itu kenapa?”

“ Mungkin aku sedang jatuh cinta,noona.”

“ Jinjja? Dengan siapa?”

“ Nanti suatu saat aku akan mengenalkannya padamu,lagipula aku masih belum yakin dengan perasaanku.”

“ Aku yakin yeoja itu pasti sangat istimewa,sehingga bisa menarik perhatian seorang Choi Minho yang berhati dingin.”

“ Hahahaha,ah ya.. Aku sudah tahu tugas apa yang membuatmu uring-uringan begitu,noona.”

“ Aishh,jangan sok tahu..”

“ Aku benar-benar mengetahuinya,kau disuruh mewawancarai salah satu perusahaan kan? Kau dapat perusahaan apa? Mungkin kalau kau kesulitan,appa akan membantumu..”

“ Aniya,aku bisa sendiri.” Saena noona bangkit dari kurisnya dan berjalan keluar dari kamar belajar.

Aneh sekali.. Sebelumnya aku tidak pernah melihat dia sensitive seperti itu.Memang sejak kemarin Saena noona sudah berkelakuan aneh,katanya sih karena tugas akhir itu. Tapi aku tahu kalau ia menyembunyikan sesuatu dan ia tidak ingin membanginya denganku. Sebenarnya ia anggap aku ini apa?

Apalagi pertanyaannya waktu di mobil tadi pagi. Itu sangat aneh. Bagaimana kalau ia bukan noonaku? Mengapa tiba-tiba ia bertanya seperti itu? Aku memang tidak suka menganggu privasi noonaku,tapi aku harus tahu apa yang membebani pikirannya. Ia seperti sosok asing bagiku. Kami tidak bisa bercanda seperti biasanya,ia selalu cepat tersinggung dan marah. Seorang sosok yang sama sekali berbeda.

Aku berlari keluar,dan mendapati Saena noona sedang melamun di pinggir balkon lantai dua.Bisa kulihat dua aliran sungai bening pada pipinya. Menangis? Saena noona menangis? Sebuah pemandangan baru bagiku.

“ Noona..” Aku memanggilnya perlahan.

Ia menoleh dan menatapku dengan sinar mata yang redup. Aku tidak tahu ada apa dengannya,tapi aku yakin satu hal,masalah yang sedang dihadapainya kali ini membuat pertahanannya runtuh.

“ Ada apa,Minho-ah?” Saena noona menghapus airmata yang meleleh di pipinya. Berusaha kelihatan kuat di hadapanku,tapi itu tidak akan berhasil.

Aku mendekatinya dan menariknya ke dalam pelukanku. Aku berusaha membuatnya tenang tanpa kata-kata. Karena aku yakin bukan nasehat yang ia butuhkan saat ini. Terkadang seseorang akan menjadi sangat lemah. Bahkan orang paling tegar dan kuat sekali pun akan kelihatan paling lemah karena selama ini ia berpura-pura kuat.

“ Lepaskan,Minho..” Saena noona berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapanku.

“ Aku tidak butuh rasa kasihan darimu,Minho.Aku tidak butuh bantuanmu,aku bisa berdiri di atas kakiku sendiri,jadi aku minta jauhi aku.”

End of the pov

***

Donghae pov

Aku tidak menyesal ikut Eunhyuk ke acara fashion show ini. Setidaknya acara ini akan membuatku melupakan sedikit masalah perusahaan. Chloe kim.. Baru kali ini akau mendengar namanya,mungkin ia adalah salah satu desainer baru.Tapi Eunhyuk mengatakan kalau ia sudah cukup terkenal di Paris.Aku menyayangkan keputusannya pulang ke Korea karena itu akan membuat ia mengulang karirnya dari awal lagi.

“ Yaa! Kau masih memikirkan masalah perusahaanmu? Santailah sedikit! Kita ke sini untuk menyegarkan pikiran kan? Lagipula dia desainer berbakat,siapa tahu kau tertarik merekrutnya ke dalam perusahaanmu..”

“ Aishh,Molla,aku harus melihat kemampuannya dulu,lagipula selama ini Shining Dream hanya memakai desainer terbaik lulusan Drxra.”

“Itulah letak kesalahannya. Kalian hanya memakai desainer dari tempat yang sama. Sekreatif apapun mereka,tapi mereka sudah mendapat didikan yang sama. Pantas saja perusahaanmu tidak maju-maju,hanya bertahan pada tahap kecemerlangan yang sama. Cobalah untuk merekrut desainer lulusan sekolah lain,contohnya Chloe kim.”

“ Huh! Mentang-mentang dia kenalanmu,daritadi kau hanya menyinggung dia terus.”

“ Bukan begitu,tapi aku sudah pernah melihat karyanya dan aku pikir dia itu salah satu yang terbaik.”

“ Kita lihat saja nanti..” Pembicaraanku dan Eunhyuk terputus saat kulihat pembawa acara sudah selesai berpidato dan gemuruh tepuk tangan semakin keras saat model pertama keluar.

Aku memperhatikan setiap detail desain yang ditampilkan. Cukup menarik.Tapi.. Dimana yeoja yang bernama Chloe kim itu? Kenapa ia tidak memberikan sambutan? Bukankah ini acara Fashion show milik desainnya?

Aku baru akan menyenggol lengan manusia di sebelahku saat aku sadari mungkin saja otak yadongnya sedang bekerja,dari awal para model itu keluar,ia seolah tidak berkedip sama sekali,mungkin memandangi ‘keindahan’ fantasia lam bawah sadarnya. Terpaksa aku tidak jadi bertanya padanya,karena sudah dapat dipastikan ia tidak akan menjawab dengan benar.

Aku memperhatikan model-model yang sedang berjalan di catwalk itu,semua desainnya memang seperti desain kebanyakan. Umum tapi aku menangkap sesuatu yang menarik dari chemistry antara model dan pakaian yang dikenakannya. Semua itu terasa sempurna seolah-olah pakaian itu hanya dirancang khusus untuk para modelnya. Konsep yang unik dan menarik.

“ Nah itu yang namanya,Chloe kim..” Eunhyuk berceletuk sebelum ia memberikan standing applause diikuti tamu yang hadir lainnya. Aku pun ikut berdiri dan memberikan tepuk tangan.

“ Bukankah dia salah satu modelnya?” Aku berbisik pada Eunhyuk di tengah gemuruh tepuk tangan.

“ Aniya.. Dialah pemilik semua desain ini.. Dia sengaja memakai desain terbaiknya dan tampil paling akhir.”

“ Ahh begitu.”

Aku melihatnya yang sedang tersenyum sambil memamerkan pakaian hasil rancangannya itu. Senyumnya bukan sejenis senyum yang biasa ditampilkan para model professional dan semata-mata hanya tuntutan pekerjaan. Senyumannya tulus dan tanpa beban membuatnya mempunyai pesona sendiri.

“ Hahahahaha… Kau terpesona padanya kan?” Eunhyuk menyenggolku. Aishh.. Kali ini aku harus membenarkan perkataannya.

“ Aniya..”

“ Jangan berbohong,wajahmu memerah saat aku mengatakan hal itu. Perlu kuberitahu ya nona Kim ini masih single,jadi kalau kau mau mendekatinya,kau tidak perlu merasa khawatir.”

“ Aishh,siapa yang akan mendekatinya? Huh!”

“ Sudahlah,hae-ya.Ah ya,bagaimana kalau kau merekrutnya jadi desainermu? Aku bisa merasakan kalau para perusahaan lain sudah tertarik padanya.”

“ Euhmm,mungkin soal ini aku bisa memikirkannya lagi.”

End of the pov

***

Teaser for the next chap 

“ Ada apa dengan anak itu? Tidak sopan sekali pergi begitu saja tanpa berpamitan.” 

“ Molla,aku tidak ingin merusak kebahagiaannya. Ia bisa membenciku kalau ia tahu aku sudah membuangnya. Lagipula mungkin saja ia sudah bahagia dengan orang tua angkatnya sekarang.”

“ Persetan dengan mereka! Noona berhentilah berpura-pura kuat. Kau tahu setelah kau mengatakan hal itu padaku kemarin malam. Aku berpikir kalau masalahnya sebenarnya terletak padaku.”

“ Aku tanya sekali lagi. Ada hubungan apa antara kau dan Minho?”

8 responses to “[Korean Fanfiction] Whether I Hate You Or Not (chapter 2)

  1. hmm…kofliknya makin banyak aja nih…minho yg diam@ mulai menyukai yoonhee, Donghae yg sedikit2 mulai tertarik sama yoonmi, masalah saena yg bkn anak kandung keluarga choi…
    ok saeng, daebak buat kamu,,,
    makinnambah penasaran lagi untukmembaca chapter selanjutnya…
    Fighting!!!

Tinggalkan komentar