Title : SARANGHAE BABOYA!!! Part 1
Author : Risca Nur Iswati
Facebook : Risca Nur Iswati
Twitter : @rischanana
Genre : Romance, Comedy
Cast :
1. Elison Kim (Eli U-Kiss)
2. Lee Dae Ri
3. Other Cast
Annyeonghaseyo yeoreubun! *bow*
author mau ngasih asupan ff buat kalian semua apalagi buat kissme ya tentunya.
Sebenernya author fandomnya banyak tapi sekarang lagi buat ffnya Eli U-Kiss,
doain aja ya semoga bisa ada squelnya kan author jagonya bikin yadong haha
*author gaje* udah ah lanjut baca aja yuk.
DaeRi POV
“Huaa! Kenapa harus ulangan matematika lagi sih?! Aku kan
sangat bodoh matematika!” teriakku dalam kelas saat selesai ulangan matematika.
“DaeRi-sshi! Kau ini kenapa? Kalau tidak mau dapat nilai
jelek tinggal belajar saja kan?” SooJin jadi kesal melihat tingkahku yg aneh.
“Mworago? Kau mau mati huh?! Aku sudah belajar tapi
memang otakku saja yg tidak bisa menerima pelajara itu SooJin. Aigo eoteohkke
SooJin-ah?” aku sangat bingung, aku tidak tau apa yg harus aku lakukan lagi karena
semua cara sudah ku lakukan. Hasil? Jangan tanya, hasilnya NOL BESAR! Aku
hampir frustasi karna ini.
“Ah kau ini memang keras kepala ya! Sudahlah aku menyerah
untuk menasehatimu apalagi membantumu, aku sudah tidak sanggup DaeRi” SooJin
menunjukkan muka yg putus asa lalu berjalan keluar kelas.
Aku hanya bisa mengerucutkan bibirku dan duduk terpaku di
bangku kelas. Padahal appa dan eomma pintar kenapa aku bodoh sekali ah aku
menyerah. Bel tanda masuk berbunyi dan itu artinya MinSo saemsangmin harus
masuk kelas membagikan hasil ulangan tadi pagi. Rasanya aku mau mati sekarang
juga! Oh siapapun tolong bunuh aku sekarang juga, aku tidak sanggup melihat
nilaiku nanti.
“Sekarang bapak akan membagikan nilai ulangan kalian tadi
pagi” MinSo saemsangmin memulai dari absen pertama sampai tibalah namaku
disebut.
“Yak! Lee Dae Ri! Kenapa nilaimu selalu jelek huh?!
Nilaimu tidak pernah lebih dari 5. Apa kau tidak pernah belajar dirumah?” nada
suaranya sangat tinggi membuat bulu kudukku naik.
“Saemsangmin jwesonghamnida, aku sudah belajar tapi
selalu lupa saat mengerjakannya “ aku memasang muka pasrah dengan mata
berbinar.
“Ah alasanmu selalu sama, sekarang kamu duduk!” aku pun
duduk saat disuruh oleh MinSo saemsangmin.
“Wah Elison Kim nilaimu selalu saja bagus. Hasil
ulanganmu kali ini 10 lagi, pertahankan itu ya. Oh iya, Lee Dae Ri kau bisa
meminta bantuan pada Elison Kim” MinSo saemsangmin berbicara panjang lebar.
Mana mungkin aku meminta bantuan padanya, akuk an tidak dekat dengannya karena
dia siswa pindahan dari Amerika. Bahkan tidak ada yg mengira kalau dia itu dari
Amerika karna mukanya memang seperti namja korea kebanyakan.
“Sudah bapak akan kembali ke kantor , selamat siang anak
anak” MinSo saemsangmin pergi meninggalkan kelas.
“DaeRi-ah! Ada benarnya perkataan MinSo saemsangmin tadi,
sebaiknya kau belajar dengan Elison Kim saja” SooJin memberi saran padaku.
“Tapi aku tidak dekat dengannya, lagi pula kau tidak
lihat mukannya itu? Sangat dingin, aku jadi takut” jawabku sambil melirik
kearah Elison yg sedang membaca bukunya.
“Tapi tidak salah kan kalau dicoba dulu? Ayolah kau tidak
mau kan bodoh terus sepanjang hidupmu, kita sudah kelas 3 sma dan masih ada 1
semester lagi. Tunjukkan kalau kamu bisa DaeRi” Soojin terus mendorongku untuk
meminta bantuin pada Elison.
“Baiklah aku akan meminta bantuan padanya” lalu aku beranjak dari tempat dudukku ke tempat
duduk Elison.
“Hei Elison Kim, apakah kau sibuk?” tanyaku padanya.
“Ada apa?” jawabnya singkat dan melanjutkan membacanya.
“Hmm aku ingin kau membantuku, tolong ya kumohon?” aku
memasang muka memelas kasihannya.
“Hanya itu? Keureu aku akan membantumu” dia beranjak dari
tempat duduknya.
“Jeongmalyo? Ah
neomu gomapta!” aku berteriak senang.
“Yak! Aku tidak tuli! Tidak usah berteriak begitu dan
jangan panggil aku Elison Kim itu terlalu lengkap! Panggil saja Eli” dia
berbicara sangat ketus.
“Mianhe, baiklah Eli. Kalau begitu nanti jam 5 sore kau
datang kerumahku ya, nanti aku sms alamatnya ya. Kalau begitu aku pulang duluan
ya, annyeong Eli” aku langsung pergi meninggalkannya untuk segera pulang.
Author
POV
“Kring…
kring…” ponsel Eli berbunyi.
‘Hai Elison Kim! Ini aku DaeRi , oh iya
ini alamatku Jl. Ginso No.325 jangan lupa jam 5 yah sampai bertemu nanti’begitulah isi pesan singkat dari DaeRi. Eli yg sedang
berbaring segera bangkit dan membereskan tasnya kemudian bersiap siap pergi
kerumah daeRi. Hanya memakan waktu 25 menit untuk sampai dirumah DaeRi, awalnya
ia terlihat ragu tapi ia mengetuk juga pintu rumah DaeRi.
“Annyeonghaseyo”
sapa Eli dari luar pintu.
“Ne,
yeobseo?” ada jawaban dari balik pintu.
“Ah
apa kau teman DaeRi? Aku ibunya, ayo silahkan masuk aku panggilkan DaeRi”
ternyata itu adalah ibu DaeRi.
“Silahkan
duduk, tunggu sebentar ya. Oh iya kau mau minum apa? Aku akan memanggilkan
DaeRi sebentar ya” ibu DaeRi menyambut Eli dengan ramah dan baik.
“Tidak
usah repot repot ajeomma, air putih saja. Terimakasih” jawab Eli sopan.
“Oh
baiklah kalau begitu, kau jangan sungkan sungkan anggaplah kami keluargamu ya.
DaeRi ada temanmu datang! Cepat turun!” ibunya memanggil DaeRi.
“Iya
bu, oh kau sudah datang? Tapi ini kan baru jam setengah 5?” tanya DaeRi pada
Eli.
“Lebih
baik menunggu dari pada terlambat kan?” jawab Eli.
“Benar
kata Eli, kau ini sudah dibantu malah mengeluh. Sudah mulailah belajarnya ibu
akan ke supermarket sebentar membeli makanan” ibu DaeRi berbicara, lalu pergi
keluar rumah.
“Yasudah
cepat naik, kita belajar di kamarku saja
nanti appa suka datang dan mengganggu kita” ucap DaeRi yg sedari tadi masih
berdiri di tangga rumahnya .
Eli
POV
“Ayo
masuk” ajak DaeRi dari dalam pintu kamarnya yg sangat rapi, berbeda dengan
kepribadiannya.
“Mana
yg kau tidak bisa? Kita bahas sekarang” ucapku membuka perbincangan.
“semuanya”
jawab DaeRi sambil tersenyum malu.
“MWO?
Semua? Kau ini udang atau manusia huh?! Masa kau tidak mengerti semuanya?”
jantungku hampir copot saat mendengarnya.
“Katanya
kau ingin membantuku? Ya memang aku bodoh tidak mengerti semuanya” dia menjawab
lagi dengan muka setengah putus asa.
“Keureu,
keureu. Sekarang kita mulai dari awal, buka halaman 5” aku kasihan melihatnya
walaupun aku masih sedikit shock dan kesal. Akhirnya aku mengajarkan beberapa
rumus matematika padanya. Dalam waktu setengah jam dia mampu mengingat 5 rumus
yg kuajarkan. Kami belajar cukup lama sampai akhirnya ponselku berdering
bertanda ada sms.
‘Eli kau dimana? Baik-baik saja kan? Ibu
sangat merindukanmu sayang, kalau kamu libur mainlah ke Amerika ya. Ibu sangat
mencintaimu Eli sayang’
Aku
segera membalasnya.
‘Aku sedang berada dirumah temanku bu,
keadaanku baik baik saja. Aku juga sangat merindukan ibu. Itu pasti bu, aku
akan kesana setelah libur semester 1 nanti. Aku juga mencintaimu bu’
“Dari
siapa? Pacarmu?” tanya DaeRi yg memecah lamunanku menatap layar ponselku.
“Oh
bukan, ini dari ibuku. Aku belum punya pacar” ah sial kenapa aku jadi
menceritakan masalah pribadiku.
“Jinjja?
Masa namja sepertimu belum punya pacar? Itu mustahil, tidak mungkin” DaeRi jadi
tidak mau kalah atas pendapatnya.
“Yasudah
terserah kamu sajalah. Kita ingin belajar kan?! Kenapa jadi membicarakan masalah
pribadiku? Sekarang sudah pukul 7, nanti pukul 8 aku akan pulang” kataku dengan
tatapan ingin membunuhnya.
“Mwo?
Waeyo? Tatapanmu itu kenapa? Mianhae Eli, aku tidak bermaksud kenapa kau jadi
marah?” dia mengerucutkan bibirnya yg merah muda.
“Tidak!
Siapa yg marah? Aku tidak marah, kau jadi menuduhku? Ah moodku jadi hilang
karenamu” sekali lagi aku menatapnya sinis.
“Yasudah
aku minta maaf padamu, ayo kita belajar lagi yayaya?” dia tersenyum manis
sambil menarik narik lenganku membujukku agar aku tidak marah.
“Ah
ne, aku memaafkanmu. Sekarang kita belajar lagi arra?” ucapku membuat
persetujuan.
“ne
arraseoyo. Mian, jeongmal mianhada aku begitu ingin tahu urusan pribadimu Eli.
Aku tidak bermaksud tadi” tanyanya lagi memastikan.
“iya,
lagi pula itu wajar karena kau hanya penasaran kan” jawabku.
“Hai
anak-anak! Sudah waktunya makan malam, ayo kebawah kita makan malam bersama”
ibu DaeRi muncul dari balik pintu kamar yg sedikit membuat aku dan DaeRi hampir
jantungan.
“Aish!
Eomma apa-apaan sih? Masuk tidak ketuk pintu dulu, kami berdua kaget” omel
DaeRi pada eommanya.
“Mian
DaeRi, ayo sekarang semuanya kebawah” lalu ibunya menghilang dari balik pintu,
turun kebawah.
“Ne”
jawabku bersamaan dengan DaeRi.
Author
POV
Mereka
sudah sampai di meja makan, ternyata ayah DaeRi sudah pulang.
“Annyeonghaseyo
Elison Kim imnida” sapa Eli saat bertemu dengan ayah DaeRi.
“Ah
annyeonghaseyo. Kau temannya DaeRi atau?” ucapan ayah DaeRi terputus oleh
DaeRi.
“Appa!
Dia ini temanku, tidak usah bicara yg macam macam appa” ucap DaeRi.
“Oh
teman, baiklah ayo kita makan bersama” ajak ayah DaeRi dan semua mulai memakan
makanan yg sudah disiapkan oleh ibu DaeRi.
“Hmm
kau berasal dari mana?” tanya ayah DaeRi kepada Eli.
“Aku
lahir di Amerika ajusshi, tapi eommaku Korean” jawab Eli.
“Huh?
Amerika? Kau tinggal dengan siapa disini? Aku punya teman yg tinggal disana,
dia adalah teman kecilku namanya Cris James. Dia adalah turunan Amerika-Korea
dulu kami sangat akrab dan berteman hampir lama sampai akhirnya aku pindah ke
korea” cerita ayah DaeRi panjang lebar.
“Maaf
ajusshi, Cris James? Itu seperti nama ayahku” Eli menjelaskan.
“Huh?
Jeongmal? Wah dunia sempit sekali ternyata. Bagaimana keadaan ayahmu? Dimana
ayahmu sekarang? Aku sangat merindukannya” tanya ayah DaeRi panjang lebar
dengan semangat.
“Ayahku
sekarang masih di Amerika, keadaanya baik ajusshi” jawab eli tersenyum. Mereka
lanjut mengobrol hingga selesai makan, setelah makan Eli pun berpamitan karna
sudah cukup malam.
“Ajusshi,
ajeomma, DaeRi, sudah malam aku pamit pulang dulu” Eli memberi hormat kepada ayah dan ibu DaeRi.
“Oh
baiklah, sering seringlah main kemari aku ingin mengobrol banyak dengan mu”
ucap ayah DaeRi.
“Appa
sudah, Eli ingin pulang. Ayo cepat aku antar kau kedepan” sambung DaeRi, saat
dijalan mereka berbincang lagi.
“Kau
ini anak temannya appa? Kenapa tidak bilang?” tanya DaeRi.
“Kalau
aku tau dari lama, pasti aku sudah kenal appamu juga dari lama. Aku saja baru
tahu hari ini bagaimana aku bisa memberitahumu, dasar babo!” jelas Eli.
“Yak!
Kenapa jadi mengatakan aku babo?! Ah sudah pulang sana, sampai bertemu besok ya
Elison Kim” DaeRi tersenyum lalu berlari menuju rumahnya.
DaeRi
POV
“Bagaimana
tadi malam? Lancarkan belajarmu?” tanya SooJin padaku.
“Cukup
lancar, dan yg lebih mengejutkan adalah ternyata Eli anak temannya appa,
SooJin!” seruku sambil memegang kedua pipi SooJin.
“Mwo?
Anak teman ajusshi? Wah jangan jangan
nanti kau akan dijodohkan” canda sooJin.
“Kau
ini kalau bicara! Mau mati huh?! Itu tidak mungkin, namja seperti dia pasti
tidak akan suka padaku yg bodoh dan tidak cantik tapi setidaknya aku manis kan
hehe. Ah anni, anni! Aku ini bicara apa sih, ini terlalu jauh!” racauku tak
jelas. Pelajaran hari ini tidaklah terlalu berat sehingga aku bisa sedikit
santai.
“Elison?”
tanyaku pada Eli yg duduk disampingku pada saat istirahat.
“Hmm,
waeyo?” jawab Eli singkat.
“Nanti
belajarnya sehabis pulang sekolah saja ya? Bisa tidak?” pintaku.
“Pulang
sekolah aku ingin ke toko buku dulu, kalau kau ingin ikut yasudah habis itu
kita kerumahmu” jelas Eli.
“Toko
buku? Baiklah aku ikut” aku tersenyum lebar pada Eli.
“Yak!
Jangan tersenyum selebar itu. Gigimu akan lepas semua nanti” ledek Eli dengan
muka santai.
“Aishh
jinjja! Kau ini minta dihajar huh?!” aku membulatkan mataku dan menatapnya
ingin membunuh.
“Matamu
hampir lepas, jangan seperti itu. Nanti tidak cantik lagi” setelah
menyelesaikan ucapannya Eli beranjak pergi. Aku hanya bisa diam saat
mendengarnya.
“Yak!
Mau kemana kau?! Jangan pergi!” aku teriak karena kesal atas ucapannya, tapi
tadi dia bilang aku cantik? Apakah dia sungguh-sungguh? Ah aku tidak percaya
dia bisa bicara seperti itu, paling hanya meledekku.
Eli
POV
“Ppali!
Kalau tidak aku akan meninggalkanmu” bel pulang sekolah sudah berbunyi aku
ingin segera ke toko buku tapi DaeRi lama sekali.
“Yak
tunggu aku Eli! Ayo ayo kita berangkat sekarang” jawab DaeRi yg sudah selesai membereskan
bukunya.
Sekitar
30 menit aku dan DaeRi berjalan dari sekolah, akhirnya kami sampai juga di toko
buku. Lalu kami masuk dan mencari buku yg ingin dibeli.
“Kau
mau beli apa?” tanya DaeRi.
“Buku
matematika” jawabku sambil mencari buku itu.
“Kau
kan sudah pintar kenapa membeli buku lagi?” pertanyaannya hampir membuat otakku
pecah dan segera ingin menjahit mulutnya.
“Kenapa
memangnya? Apa ada yg salah? Lagi pula buku ini bukan untukku, tapi untukmu.
arraseo?” aku telah menemukan buku itu. “Ayo cepat kita pulang, kau tunggu
diluar aku mau ke kasir dulu” lanjutku menyuruhnya.
“Tapikan
buku itu untukku, kenapa kau yg bayar? Malah menyuruhku keluar. Harusnya aku yg
bayar” pintanya.
“Sudah
sana cepat tunggu diluar! Kalau tidak aku tidak mau kerumahmu” ancamku.
“Huh
dasar kau namja keras kepala! Menyebalkan! Baiklah aku akan tunggu diluar
sekarang” lalu dia berjalan menuju pintu exit.
Sebenarnya
aku ingin menaruh sebuah surat untuknya, kebetulan besok dia ulang tahun.
Memang selama ini aku satu kelas dengannya, tapi aku tidak pernah dekat
denganya. Sebenarnya dia adalah yeoja pertama yg kusukai saat pindah ke Korea,
keunde aku tak berani untuk mengatakannya. Saat ia meminta bantuanku, aku
sangat senang sekali bisa dekat dengannya.
“Ini
bukunya tuan” penjaga kasir memberikan bukunya.
“Gamsahamnida”
aku membungkukan badanku sedikit lalu pergi menyusul DaeRi yg menunggu diluar.
“Kenapa
kau lama sekali huh? Ini untukmu” DaeRi datang dari arah timur sambil membawa 2
ice cream dan salah satunya diberikan padaku.
“Dari
mana kau?” tanyaku lalu mengambil ice creamnya.
“Aku
melihat toko ice cream diseberang, karena kau lama makanya aku kesana untuk
membelinya. Kenapa? kau mencariku ya?” dia mendekatkan wajahnya ke wajahku
dengan muka yg meledek ingin tahu.
“Tidak
siapa yg mencarimu, ayo kita pulang” lalu aku berjalan meninggalkannya.
“Tunggu
aku Eli! Kau jalan seperti kuda, cepat sekali” serunya sambil mengejarku dari
belakang. Sebelum pulang aku membeli beberapa buah-buahan untuk orang tuanya.
“Aku
pulang!” serunya saat memasuki rumahnya.
“Baru
pulang? Appamu baru saja pulang. Oh Eli kau kemari lagi? Sapa ibunya padaku.
“Ne
ajeomma, ini aku sedikit membawa buah untuk ajeomma dan ajusshi” ucapku.
“Ah
kau ini tidak usah repot repot, tapi terimakasih ya” jawab ibu DaeRi.
“Mwo?
Appa sudah pulang bu? Eli cepat kita belajar dikamar sekarang!” DaeRi menarik
tanganku menuju kekamarnya.
-TBC-
Aaah akhirnya part 1 selesai haha author pyur mikir dari otak sendiri
nih raders, kalau kalau ada typo ya tolong dimaafkan ya hehe oh iya author si
mau bikinnya 3 part aja jadi nanti bikin squel tapi ga tau juga si kalo yg
comment mengijinkan sampe 5 part ya alhamdulillah haha udah ah nanti part 2 nya
langsung di post deh janji ^^v jangan lupa tinggalin jejak kalian yah, berupa
comment tapi jangan arwah *author gila* annyeong raders *bow sampe tanah*